Kinerja Model Destilator Air Laut Berbasis Efek Rumah Kaca Dengan Penambahan Batu Alor Sebagai Penyimpan Panas Pada Ruang Evaporasi

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki luas perairan laut sekitar 3.288.683 km2. Kondisi tersebut menjadikan Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya kelautan yang dapat dimanfaatkan, salah satunya air laut sebagai bahan utama dalam pembuatan garam. Disisi lain, permasalahan yang sering timbul di pesisir pantai adalah kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Proses produksi garam di Indonesia umumnya masih dilakukan secara tradisional, yaitu penguapan dengan panas matahari. Namun, perubahan iklim menyebabkan proses penjemuran secara tradisional menjadi kurang efektif. Oleh karena itu, dibutuhkan alat pengolah mekanis yang bisa membantu proses produksi garam dan air tawar. Tujuan penelitian adalah untuk menguji kinerja model destilator air laut berbasis efek rumah kaca dengan penambahan batu alor sebagai penyimpan panas pada ruang evaporasi serta membandingkan hasil kinerja model destilator air laut berbasis efek rumah kaca yang dilengkapi batu alor sebagai penyimpan panas dengan penjemuran secara tradisional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan melakukan pengukuran terhadap variabel penelitian. Variabel yang diukur mencakup suhu, kelembaban, intensitas cahaya, kuantitas air tawar hasil destilasi, kuantitas garam yang dihasilkan, serta lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai air laut dalam wadah menguap atau menjadi kering sehingga viii terbentuk kristal garam. Penelitian ini terdapat 2 perlakuan, yaitu: penjemuran air laut dengan menggunakan model destilator air laut berbasis efek rumah kaca dengan penambahan batu alor sebagai penyimpan panas dan penjemuran air laut secara tradisional di bawah terik matahari secara langsung. Penelitian ini dilakukan dari pukul 08:00 hingga 16:00 WIB. Penggunaan destilator air laut dengan penambahan batu alor ini mampu menghasilkan air tawar dan garam. Volume air laut yang digunakan sebagai sampel sebanyak 2000 mL. Hasil penjemuran dengan menggunakan model destilator berupa air tawar sebanyak 1649 mL dan garam sebanyak 79,75 gram selama 3 hari lebih 8 jam. Sedangkan penjemuran secara tradisional menghasilkan garam sebanyak 78,35 gram selama 2 hari lebih 6 jam. Hasil pengujian kualitas air tawar hasil destilasi meliputi kadar garam (salinitas) sebesar 0 %, pH sebesar 6,6, nilai Electrical Conductivity (EC) sebesar 40 μS/cm, dan Total Disolved Solids (TDS) sebesar 20 mg/L