Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi Beras Organik Di Kota Malang (Studikasus: Konsumen Avia Swalayan Kota Malang)

Kondisi pangan dunia makin memprihatinkan. Naiknya harga kebutuhan pokok ditarik vertikal dengan situasi harga pangan dunia, karena nasi (beras) adalah 60% s/d 70% dari total yang kita makan setiap hari. Jadi nasi (beras) sangatlah berpengaruh bagi kesehatan kita. Pengetahuan masyarakat terhadap manfaat beras organik yang semakin baik ini berpengaruh pada peningkatan permintaan pada beras organik. Gaya hidup sehat atau kembali ke alam (back to nature) telah menjadi tren baru masyarakat. Masyarakat semakin menyadari bahwa penggunaan bahan-bahan kimia tidak alami pupuk kimia, pestisida sintesis serta hormon pertumbuhan dalam produksi pertanian, ternyata dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Penelitian ini berusaha mencari faktor-faktor apa saja mempengaruhi pola perilaku konsumsi beras organik di Kota Malang sehingga reseller beras organik dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen yang beralih pada beras organik, selain itu juga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap beras organik. Diharapkan juga dapat dijadikan acuan bagi masyarakat Kota Malang bahwa beras organik merupakan produk konsumsi yang sehat dan dapat digunakan sebagai konsumsi sehari-hari. Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan khususnya bagi reseller beras organik agar mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen yang beralih pada beras organik sehingga faktor tersebut dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap beras organik. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi masyarakat Kota Malang bahwa beras organik merupakan produk konsumsi yang sehat. Dari hasil identifikasi secara deskriptif berdasarkan pertanyaan pada kuisioner responden beras organik memiliki karakteristik yaitu konsumen wanita lebih mendominasi dalam melakukan kegiatan belanja, hal ini dikarenakankegiatan tersebut merupakan kegiatan wajib bagi konsumen wanita guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dari seluruh responden, konsumen beras organik dengan rentang usia lebih tua mempunyai minat yang lebih besar terhadap beras organik. Selanjutnya, yang lebih dominan adalah konsumen beras organik yang memiliki pendidikan lebih tinggi, dikarenakan penyampaian terhadap informasi beras organik lebih cepat di cerna dan diaplikasikan. Terakhir adalah konsumen beras organik berpendapatan tinggi, hal ini berhubungan dengan harga beras organik yang mahal. Motivasi konsumen memilih beras organik untuk terapi/kesehatan dengan riwayat penyakit yang diderita konsumen, penyakit yang paling mendominasi adalah diabetes. Dari hasil regresi linier berganda dengan menggunakan uji t, uji f dan uji asumsi klasik didapatkan empat faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi konsumsi beras organik. Faktor-faktor ini saling berkaitan satu sama lain. Faktor tersebut meliputi usia responden, pendapatan, jumlah anggota keluarga dan jenis kelamin. Dengan diketahuinya hasil karakteristik responden tersebut maka produsen ataupun reseller dapat melakukan bauran pemasaran seperti promosi beras organik yang dilakukan terhadap konsumen lain yang belum mengonsumsi beras organik agar tertarik untuk mengonsumsi beras organik, promosi yang dilakukan dengan cara memberikan brosur yang memuat beberapa manfaat dan kandungan beras organik. Produsen beras organik hendaknya memberikan produk yang berkualitas baik dan dikemas dengan menarik agar menarik minat konsumen. Produsen ataupun reseller dapat memberikan diskon terhadap pembelian beras organik agar konsumen yang tidak berpendapatan tinggi mempunyai kesempatan untuk mengonsumsi beras organik. Produsen ataupun reseller beras organik hendaknya memiliki lokasi penjualan yang strategis seperti ditengah kota, sehingga masyarakat luas dapat mengetahui informasi tentang beras organik dan beralih untuk mengonsumsi beras or