Kajian Sifat Fisik Tanah Akibat Aplikasi Biogeotekstil, Residu Cover Crop Dan Sistem Olah Tanah Berbeda Serta Pengaruhnya Terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Di Jatikerto, Malang

Rendahnya produktivitas lahan karena pengelolaan konvensional dirasa juga menjadi salah satu penyebab. Pengelolaan kesuburan tanah tidak terbatas kimiawi, tetapi juga pemeliharaan sifat fisik tanah sehingga tercipta lingkungan tumbuh yang baik. Kegiatan pertanian konservasi yang umum dilakukan petani diantaranya aplikasi mulsa, pengembalian sisa panen dan pengolahan tanah minimum. Dewasa ini, dikembangkan teknologi mulsa biogeotekstil. Selain melindungi permukaan tanah dari pukulan air hujan, hasil dekomposisi biogeotekstil dapat menyumbang bahan organik selain dari residu tanaman. Selain itu, pemelihara sifat fisik tanah dapat dimaksimalkan dengan pola pengolahan yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji sifat fisik tanah dan produksi jagung akibat kombinasi perlakuan aplikasi biogeotekstil, sistem olah tanah dan aplikasi macam residu cover crop serta menganalisis pengaruh perbaikan sifat fisik tanah terhadap produksi tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan pada Maret - Oktober 2017 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di Jatikerto, Malang. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial (RAKF) dengan 3 faktor, yakni 1) biogeotekstil (biogeotekstil dan tanpa biogeotekstil), 2) macam residu cover crop (tanpa cover crop, kacang tunggak (Vigna unguiculata), orok-orok (Crotalaria juncea), kacang gude (Cajanus cajan), dan koro benguk (Mucuna spp.), dan 3) pengolahan tanah (pengolahan konvensional dan minimum. Dari 3 faktor diperoleh 20 kombinasi perlakuan. Variable pengamatan mencakup sifat fisik tanah meliputi berat isi, berat jenis, porositas, kemantapan agregat, ketahahan penetrasi dan laju infiltrasi serta produksi tanaman mencakup bobot tongkol jagung (ton/ha). Hasil kombinasi aplikasi biogeotekstil dan pengolahan tanah konvensional menurunkan berat isi dan ketahanan penetrasi tanah, serta meningkatkan porositas dan laju infiltrasi. Sementara macam residu cover crop tidak mempengaruhi berat isi dan porositas tanah. Kemantapan agregat tanah menurun akibat pengolahan tanah konvensional, dengan pemberian biogeotekstil rerata kemantapan agregat tanah dapat meningkat sebesar 2,46 mm dibandingkan tanpa biogeotekstil 1,92 mm. Pemberian biogeotekstil meningkatkan produksi tanaman jagung hingga 43%. Produksi tertinggi terdapat pada lahan dengan perlakuan pemberian biogeotekstil, residu kacang tunggak dan tanah diolah. Residu kacang tunggak memberikan nilai sumbangan N tertinggi dibandingkan jenis cover crop lain. Kemantapan agregat tanah memiliki hubungan yang kuat (r = 0,62) terhadap produksi jagung dengan pengaruh sebesar 38 %. Sedangkan laju infiltrasi memiliki hubungan yang cukup (r = 0,43) terhadap produksi jagung dengan pengaruh sebesar 19%. Ketahanan penetrasi (r = 0,32) dan porositas tanah (r = 0,048) memiliki hubungan yang lebih lemah terhadap produksi tanaman jagung yaitu 10% dan 0,2%