Produksi Ruang di Taman Wisata Alam Kawah Ijen Yang Dikelola oleh BKSDA Jawa Timur

Penelitian ini membahas mengenai produksi ruang yang ada di Taman Wisata Alam Kawah Ijen yang dilakukan oleh BKSDA Jawa Timur, Dinas Pariwisata untuk mendukung upaya aktivitas pariwisata. Selain itu, perubahan pengetahuan serta tindakan masyarakat berpengaruh kepada perubahan kehidupan sehari-hari akibat dari hadirnya aktivitas pariwisata di Taman Wisata Alam Kawah Ijen. Kajian tentang produksi ruang dari Henri Lefebvre ini digunakan sebagai landasan berpikir dalam penelitian ini, ruang representasional, representasi ruang, praktik ruang digunakan untuk melihat perubahan yang terjadi di Taman Wisata Alam Kawah Ijen yang dilakukan oleh BKSDA Jawa Timur dan Dinas Pariwisata. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus intrinsik. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah adanya produksi ruang yang dilakukan oleh pemerintah dan BKSDA yang menciptakan representasi ruang baru. Representasi ruang dari Taman Wisata Alam Kawah Ijen yang dibentuk oleh pemerintah kemudian dikembangkan kembali melalui adanya program Banyuwangi Festival, dan masuknya Taman Wisata Alam Kawah Ijen ke dalam Triangle Diamond yang harus dikunjungi. Secara ekonomi aktivitas pariwisata yang ada di Taman Wisata Alam Kawah Ijen dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan pemenuhan kebutuhan yang didapat lebih cepat dan penghasilan nya lebih besar dibandingkan hanya menambang belerang. Namun ada dampak lingkungan yang akan terjadi ketika representasi ruang baru tercipta salah satunya jika belerang tidak lagi ditambang akan menimbulkan sebuah bencana baru bagi masyarakat sekitar Taman Wisata Alam Kawah Ijen, kemudian kawasan akan menjadi semakin rusak jika fungsi dari Cagar Alam nya tidak diperhatikan