Komposisi Hasil Tangkapan Rawai Dasar Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong Kabupaten Lamongan.

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong merupakan pelabuhan perikanan tangkapyang terdapat dibagian utara Jawa Timur yang sangat potensial dengan beragam jenis ikan baik pelagis maupun demersal. Salah satu perikanan tangkap yang sebagian dipakai oleh nelayan di Indonesia adalah Pancing Rawai Dasar. Pancing Rawai Dasar menangkap ikan-ikan baik berukuran kecil maupun besar, ikan hasil tangkapan rawai dasar pada umumnya antara lain Ikan Remang, ikan manyung, ikan kakap, ikan kerapu,dll. Namun, pada penelitian ini yang tertangkap yaitu jenis Ikan Remang, ikan manyung, ikan kakap, ikan barakuda, ikan menganti, ikan kuro dan ikan pari. Pancing Rawai Dasar dioperasikan oleh 3-7 ABK dengan tugas masing-masing, dan daerah penangkapannya sekitar Pulau Bawean, Pulau Kangean, kalimantan, Masalembo dan Matasiri dengan bantuan GPS sebagai Penentu keberadaan ikan maupun tempat Pengoerasian yang akan dituju. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis yang tertangkap pada alat tangkap rawai dasar, mengetahui komposisi jenis dari ikan tangkapan utama dan ikan tangkapan sampingan pada alat tangkap rawai dasar, dan mengetahui hubungan panjang berat ikan hasil tangkapan rawai dasar yang didaratkan di PPN Brondong. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2017, dengan lokasi penelitian yaitu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong Kabupaten Lamongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif, sedangkan analisis data yang digunakan yaitu komposisi jenis ikan hasil tangkapan dan hubungan panjang berat ikan menggunakan softwere Ms. Excel. Hasil penelitian ini menunjukkan jenis ikan yang tertangkap dengan alat tangkap rawai dasar di PPN Brodong selama penelitian adalah Ikan Remang (Congresox talabon), Ikan Manyung (Arius thalassinus), Ikan Kakap Merah (Lutjanus malabaricus), Ikan Pari (Rhynchobatus Australie, Himantura gerrardi, dan Himantura uamacoides), Ikan Menganti (Lutjanus russelli), Ikan Kurau (Eleutheronema tetradactylum) dan Ikan Barakuda (Sphyraena barracuda). Komposisi hasil tangkapan rawai dasar yang didapatkan selama penelitian adalah Ikan Remang (Congresox talabon) sebesar 1.677/kg dengan persentase 46%, Ikan Manyung (Arius thalassinus) sebesar 131/kg dengan persentase 36%, Ikan Kakap Merah (Lutjanus malabaricus) sebesar 25,2/kg dengan persentase 7%, Ikan Pari (Rhynchobatus Australie, Himantura gerrardi, dan Himantura uamacoides) sebesar 24,5/kg dengan persentase 7%, , Ikan Kurau (Eleutheronema tetradactylum) sebesar 1,8/kg dengan persentase 0%, Ikan Menganti (Lutjanus russelli) sebesar 1,6/kg dengan persentase 0% dan Ikan Barakuda (Sphyraena barracuda) sebesar 10,6/kg dengan persentase 3%. Sedangkan hasil analisiss hubungan panjang dan berat dari ikan hasil tangkapan rawai dasar adalah hubungan panjang dan berat Ikan Remang (Congresox talabon) didapatkan nilai b 3,475 atau b ≠ 3 yang artinya kondisi allometrik positif dimana pertumbuhan berat lebih cepat dari pertumbuhan panjang, hubungan panjang dan berat ikan manyung (Arius thalassinus) ix didapatkan nilai b 5,352 atau b ≠ 3 yang artinya kondisi allometrik positif dimana pertumbuhan berat lebih cepat dari pertumbuhan panjang, dan hubungan panjang dan berat ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus) didapatkan nilai b 1,249 atau b ≠ 3 yang artinya kondisi allometrik negatif dimana pertumbuhan panjang lebih cepat dari pertumbuhan berat