Pengaruh Perbedaan Mesh Size dan Lama Perendaman Jaring Terhadap Hasil Tangkapan Gill Net Dasar (Bottom Gill Net) Di Perairan Lekok Kabupaten Pasuruan , Jawa Timur

Gill Net merupakan salah satu jenis alat penangkap ikan yang sering digunakan oleh nelayan (nasional dan internasional) untuk menangkap ikan di laut. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan umumnya adalah ikan-ikan pelagis relatif besar mulai dari ikan kembung hingga Madidihang. Ukuran ikan besar sangat bervariasi tergantung ukuran mata jarinng dan besarnya bukaan mata jaring. Gill Net termasuk alat penangkap ikan yang pasif, selektif dan juga ramah lingkungan (Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui jumlah hasil tangkapan dengan menggunakan perbedaan ukuran mesh size dan lama waktu perendaman. Selain itu untuk mengetahui pengaruh perbedaan ukuran mesh size yang berbeda dan lama rendaman jaring hasil tangkapan semakin besar terhadap hasil tangkapan gill net dasar Di Perairan Lekok Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur . Metode penelitian yang digunakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan 2 perlakuan yaitu perbedaan mesh size dan lama perendaman jaring alat tangkap giil net dasar dengan pengulangan penelitian sebanyak 6 kali. Sedangkan metode analisisnya menggunakan Annova dan Uji F. Pada ukuran mata jaring 2,25 inch dengan lama perendaman 1 jam, 1,5 jam dan 2 jam menghasilkan total hasil tangkapan dalam ekor lebih besar daripada hasil tangkapan mata jaring 2 inch yaitu 811 ekor, dengan selisih total hasil tangkapan pada mata jaring 2,25 inch adalah 189 ekor. Akan tetapi pada ukuran mata jaring 2,25 inch dan lama rendaman 1 jam, 1,5 jam dan 2 jam menghasilkan total berat lebih besar dibandingan hasil tangkapan pada ukuran mata jaring 2 inch yaitu sebesar 69,5 kg dengan selisih total berat hasil tangkapan adalah 27,8 kg. Hal ini disebabkan pada mata jaring 2,25 inch, ukuran ikan yang tertangkap lebih besar jika dibandingkan dengan hasil tangkapan pada mata jaring 2 inch. Pada analisis Tabel Sidik Ragam (hasil tangkapan dalam ekor) pada kombinasi ukuran mata jaring dan lama perendaman jaring didapatkan didapatkan hasil bahwa Fhitung = -7,5 dan Ftabel(0.05) = 3,39, sehingga Fhitung > Ftabel maka tolak H0 dan trima H1 yang artinya perbedaan ukuran mesh size dan lama perendaman berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan. Dari analisis tersebut baik dalam satuan kg maupun ekor dari perbedaan ukuran mesh size dan lama perendaman berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan. Sedangkan pada Tabel Sidik Ragam (hasil tangkapan dalam kg) pada kombinasi ukuran mata jaring dan lama perendaman jaring didapatkan hasil bahwa Fhitung = -8,87 dan Ftabel(0.05) = 3,39, sehingga Fhitung > Ftabel maka terima H1 dan ditolak H0 yang artinya perbedaan ukuran mesh size dan lama perendaman berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan. Dengan BNT 5% Perlakuan 6 berbeda nyata dengan perlakuan lain. Pada perlakuan 6 mempunyai potensi yang paling besar dengan ukuran mesh size 2,25 inch dan perendaman selama 2 jam. Dengan BNT 5% Perlakuan berbeda nyata dengan perlakuan lain yang lain. Pada perlakuan 6 mempunyai potensi yang paling besar dengan ukuran mesh size 2,25 inch dan perendaman selama 2 jam. Ikan hasil tangkapan terdiri dari 11 spesies. Yaitu ikan sebelah (Paraichthyidae), kuniran (Upeneus sulphureus), kurisi (Nemipterus nemathoporus), peperek (Leognatus spp), kerong-kerong (Terapon jarbua), swanggi (Priacanthus hamrur), buntal (Diodon holocanthus ), gulamah (Johnius belangerii), beloso (Saurida tumbil), biji nangka (Upeneus sulphureus), layur (Trichiurus spp), bintang laut (Archaster typicus ) dan rajungan (Portunus pelagicus). Spesies yang dominan dan hampir selalu tertangkap yaitu peperek (Leognatus spp), kemudian kurisi (Nemipterus nemathoporus) dan kuniran (Upeneus sulphureus)