Strategi Komunikasi Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) Indonesia yang Mengalami Pengabaian Hak di Singapura

Singapura menjadi tujuan umum perempuan Indonesia yang menjadi Pekerja Rumah Tangga (PRT) asing karena letak geografisnya yang berdekatan dengan Indonesia. Namun, dengan ruang kerja dan tempat tinggal yang menyatu serta tidak ada batasan yang jelas antar keduanya, hal ini meningkatkan kemungkinan akan kekerasan dan penganiayaan serta kerentanan terhadap pengabaian hak buruh. Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis – jenis pengabaian hak yang dialami oleh PLRT selama bekerja di Singapura, dampak – dampak yang ditimbulkan serta strategi komunikasi pasca pengabaian hak yang dialami. Dengan menggunakan menggunakan konsep komunikasi interpersonal dan teori hierarki kebutuhan Maslow, penelitian ini akan menggali dan menganalisis strategi komunikasi PLRT untuk dapat menyelesaikan masalahnya dan mendapatkan kembali haknya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam pada 9 perempuan Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) Indonesia di Singapura. Hasil yang ditemukan adalah terdapat 7 pengabaian hak dialami yaitu hak untuk mendapatkan makanan yang memadai sesuai dengan kepercayaan PLRT, hak untuk beristirahat dan hari libur, hak atas ruang pribadi, hak untuk memeroleh kebebasan beragama dan menjalankan ibadah, hak untuk berkomunikasi dan memeroleh informasi, dan hak untuk mendapat upah sesuai dengan standar yang berlaku. Pengabaian hak tersebut menimbulkan dampak psikologis, fisik dan ekonomi. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat strategi pada komunikasi intrapersonal dan interpersonal PLRT yang kemudian menghasilkan solusi atas permasalahan yang mereka alami. Peneliti juga menemukan bahwa terdapat sebuah pola strategi yang terbentuk dalam upaya PLRT menyelesaikan masalahnya saat bekerja di Singapura