Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Jumlah Pengusaha Kena Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi pada Kantor Wilayah DJP Jawa Timur III)

Malang merupakan salah satu daerah yang berada di wilayah kerja Kantor Wilayah DJP Jawa Timur III. Wilayah ini mulai berkembang cukup pesat dari segi pendidikan, pariwisata serta industri yang menyebabkan cukup banyak penduduk yang melakukan kegiatan ekonomi. Pajak Pertambahan Nilai dikenal dengan pajak atas konsumsi. Sehingga dengan bertambahnya kegiatan konsumsi masyarakat berarti akan berpengaruh kepada jumlah penerimaan PPN. Kegiatan ekonomi adalah hal yang vital bagi keberlangsungan hidup suatu negara maka dari itu diperlukan faktor internal dan eksternal untuk menjamin ketersediaan sumber penerimaan (PPN) yang berguna untuk melakukan kegiatan perekonomian. Faktor eksternal variabel ekonomi makro diantaranya adalah nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi. Sedangkan faktor internal kebijakan pajak yang digunakan adalah jumlah Pengusaha Kena Pajak. Berkaitan dengan itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai, (2) Apakah inflasi berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai, (3) Apakah jumlah PKP berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai, (4) Apakah nilai tukar rupiah, inflasi, dan jumlah pengusaha kena pajak secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai, (2) Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai, (3) Untuk mengetahui pengaruh jumlah PKP terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai, (4) Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah, inflasi dan jumlah pengusaha kena pajak secara simultan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research karena penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel bebas (nilai tukar rupiah, inflasi dan jumlah PKP) dan terikat (penerimaan PPN) dan hal tersebut sesuai dengan inti dari jenis penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah kerja Kantor Wilayah DJP Jawa Timur III yang terbatas hanya daerah Malang Raya. sedangkan sampelnya berupa data time series dalam kurun waktu tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 dengan unit bulanan, maka jumlah sampel adalah 60 pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian analisis parsial pengaruh Nilai tukar rupiah (X1) terhadap penerimaan PPN (Y), menunjukkan thitung sebesar (2,042 > 2,003) dengan tingkat signifikansi 0,046 (lebih kecil dari 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel nilai tukar rupiah (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan PPN sehingga hipotesis Ha1 diterima. Analisis parsial pengaruhvii inflasi (X2) terhadap penerimaan PPN, menunjukkan t hitung untuk variabel inflasi sebesar negatif (0,179 < 2,003). Dengan tingkat signifikansi 0,859 (lebih besar dari 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi (X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan PPN sehingga hipotesis Ha2 ditolak. Analisis parsial pengaruh jumlah PKP (X3) terhadap penerimaan PPN, menunjukkan t hitung untuk variabel jumlah PKP sebesar (3,707 > 2,003). Dengan tingkat signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah PKP(X3) berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan PPN sehingga hipotesis Ha3 diterima. Analisis secara simultan melalui uji F, didapat F hitung sebesar (30,128>2,769431) dengan tingkat signifikansi 0,000. dapat disimpulkan bahwa variabel nilai tukar rupiah (X1), inflasi (X2), dan jumlah PKP (X3) secara simultan berpengaruh terhadap penerimaan PPN (Y) sehingga Ha4 diterima