Evaluasi Mikroba Endogenous Asal Usus serta Implikasi Efeknya terhadap Produktivitas Burung Puyuh

Penelitian ini terbagi menjadi empat tahap. Penelitian tahap pertama: identifikasi bakteri asal usus halus burung puyuh, menggunakan metode diskriptif. Identifikasi untuk isolate Lactobacillus menggunakan kit API 50 CH, sedangkan spesifikasi sampai tingkat DNA menggunakan PCR. Isolat yang berhasil diidentifikasi adalah bakteri Lactobacillus fermentum , Lactobacillus salivarius , dan Bacillus sp CFM28. Penelitian tahap kedua: uji potensi probiotik, merupakan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan. Macam uji yang dilakukan yaitu: uji toleransi pH saluran pencernaan (4, 5, dan 6) dan garam empedu (0,3 % dan 1 %) pada inkubasi 20 dan 90 menit, uji aktivitas protease dan amilase serta uji minimal inhibisi Salmonella sp dan Escherichia coli dengan tujuh variasi konsentrasi CFS (0, 10, 20, 30, 40, 50, 60) %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas protease dari bakteri Bacillus sp CFM28 pada media CCA mencapai 0,385 unit pada waktu inkubasi 24 jam. Aktivitas amilase dari isolat bakteri amilolitik mencapi 0,025 unit pada waktu inkubasi 48 jam. Variasi pH, garam empedu, dan waktu inkubasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap jumlah bakteri Lactobacillus fermentum , namun tidak berpengaruh pada jumlah bakteri Lactobacillus salivarius . Probiotik Lactobacillus fermentum dan Lactobacillus salivarius mempunyai senyawa antibakteri berupa Cell Free Supernatant (CFS) yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Konsentrasi minimal CFS dari Lactobacillus fermentum untuk menghambat pertumbuhan bakteri uji adalah 30 % untuk Salmonella typhimurium , 30 % untuk Escherichia coli (manusia), dan 20 % untuk Escherichia coli (unggas), sedangkan untuk menghambat lebih dari 99 % pertumbuhan Salmonella typhimurium dan Escherichia coli (unggas) masing-masing pada konsentrasi 50 % dan 60 %. Konsentrasi minimal CFS dari Lactobacillus salivarius untuk menghambat pertumbuhan bakteri uji adalah 20 % untuk Salmonella typhimurium , 20 % untuk Escherichia coli (manusia), dan 10 % untuk Escherichia coli (unggas), sedangkan untuk menghambat lebih dari 99 % pertumbuhan bakteri uji dibutuhkan minimal konsentrasi CFS sebesar 40 % untuk Salmonella typhimurium dan Escherichia coli (unggas) serta 50 % untuk Escherichia coli (manusia). Penelitian tahap ketiga: uji kualitas probiotik secara biologis pada burung puyuh, merupakan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan pakan yaitu: P0 (pakan kontrol), P1 (P0 + 50 mg/kg zinc bacitracin ), P2 (P0 + 5,27 x 10 8 sel/ml Lactobacillus fermentum ), P3 (P0 + 2,35 x 10 9 sel/ml Lactobacillus fermentum ). Setiap perlakuan diulang empat kali dan tiap ulangan terdiri atas 10 ekor burung puyuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan sangat nyata (P<0,01) meningkatkan aktivitas protease dan amilase dalam usus, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kecernaan protein, Energi Metabolis semu (AME) dan Energi Metabolis terkoreksi nitrogen (AMEn). Perlakuan nyata (P<0,05) meningkatkan jumlah BAL dan menurunkan jumlah Escherichia coli dan Salmonella sp dalam usus. Perlakuan nyata (P<0,05) meningkatkan produksi telur burung puyuh, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada konsumsi pakan, egg mass , konversi pakan, mortalitas dan IOFC. Perlakuan sangat nyata (P<0,01) menurunkan kadar kolesterol kuning telur burung puyuh, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada berat telur, tebal kerabang, dan haugh unit telur burung puyuh. Penelitian tahap keempat: uji kualitas probiotik sebagai feed additive , merupakan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap empat ulangan dengan sebelas variasi waktu penyimpanan (0,1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16) pecan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah bakteri hidup. Probiotik Bacillus sp CFM28 mampu bertahan hidup selama 16 pekan masa penyimpanan dalam feed additive yang disimpan pada suhu ruang, sedangkan probiotik Lactobacillus fermentum hanya mampu bertahan hidup hingga 14 pekan masa penyimpanan. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan probiotik Lactobacillus fermentum sebagai feed additive dapat meningkatkan produktivitas burung puyuh serta kualitas dan kuantitas telur