Analisis Efisiensi Usaha Ternak Sapi Potong (Studi Kasus Di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang)

Rendahnya produktivitas ternak sapi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain: kualitas sapi lokal yang menurun akibat adanya inbreeding, banyaknya sapi betina produktif yang dipotong dan pengelolaan usaha yang bersifat tradisional. Kondisi ekonomi, pengetahuan peternak dan ketrampilan peternak yang berbeda akan mempengaruhi keputusan peternak di dalam mengalokasikan sumberdaya yang dimilki sehingga hasil yang diperoleh akan beragam. Pengeloalaan usaha yang serius diperlukan agar peternak dapat mengkombinasikan faktor-faktor produksi secara efisien sehingga keuntungan yang dicapai maksimal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis efisiensi teknis, efisiensi alokatif dan efisiensi ekonomi serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha ternak sapi potong, sedangkan manfaat penelitian adalah memperoleh data dasar di dalam pemetaan usaha peternakan sapi potong berdasarkan efisiensi usaha. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survei, pengambilan sampel berdasarkan Multistage Purposive Sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 75 peternak yang terdiri 23 peternak sapi lokal dan 52 peternak sapi persilangan dengan kepemilikan ternak minimal 1 ekor dewasa. Analisa data menggunakan analisa fungsi produksi Cobb-Douglass dengan frontier versi 4.1. dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa rata-rata nilai efisiensi teknis usaha ternak sapi potong 0,895 dengan kisaran 0,660 – 1,00. Peternak secara teknis sebagian besar (80%) telah efisien dalam penggunaaan input utntuk menghasilkan output. Jumlah peternak lokal yang mencapai efisiensi teknis sebanyak 22,67% dan sapi persilangan 57,33% dari total sampel. Efisiensi ekonomi pada usaha ternak sapi potong masih rendah, peternak yang masuk dalam katagori efisien baru sebanyak 16 peternak (21,33%) dengan jumlah peternak sapi lokal 7 peternak (9,33%) dan sapi persilangan 9 peternak (12,00%). Perhitungan efisiensi alokatif diperoleh hasil bahwa sebesar 33 peternak (44%) telah efisien dalam mengalokasikan faktor produksi dengan jumlah peternak lokal 14,47% dan peternak sapi persilangan 29,33%. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan usaha ternak sapi potong antara lain adalah biaya pakan, apabila Biaya pakan menurun 10% maka keuntungan usaha akan naik sebesar Rp 2,71, sedangkan biaya listrik apabila turun 10% maka keuntungan peternak naik sebesar Rp 2,6; Skala usaha juga berpengaruh terhadap keuntungan peternak dengan kenaikan 10% skala usaha maka keuntungan akan naik Rp 5,1;. Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara teknis sebagian besar 80,00% telah efisien, tetapi secara ekonomi 78,67% masih belum efisien. Demikian halnya efisiensi alokatif sebesar 56,00% peternak belum efisien dalam penggunaan input. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh pada keuntungan usaha ternak adalah biaya pakan hijauan, listrik, dan besarnya skala usaha. Saran, usaha ternak sapi lokal di daerah penelitian perlu dikembangkan karena secara teknis pertambahan bobot dan Service per conception cukup baik, apalagi pakan tidak menjadi hambatan dengan dukungan perhutani. Secara ekonomi keuntungan yang diperoleh per tahun hampir sama dengan sapi persilangan