Pemodelan Manajemen Kebutuhan Transportasi (Mkt) Berbasis Partisipasi Masyarakat

Perkembangan suatu kota akan selalu diikuti dengan perkembangan dan pertumbuhan sektor transportasi, sehingga masalah-masalah yang muncul dalam sektor transportasi ini akan selalu membayangi perkembangan suatu wilayah perkotaan. Beberapa kota di Indonesia khususnya kota-kota besar dengan tingkat pertumbuhan perekonomian yang cukup tinggi membuktikan bahwa tiap tahun tingkat kapasitas jalan semakin menurun. Berkembangnya jumlah kendaraan juga merupakan salah satu indikator perkembangan transportasi di Indonesia tiap tahun menunjukkan angka yang cukup signifikan. Dari laporan data BPS (Badan Pusat Statistik) sampai dengan tahun 2009, jumlah kendaraan bermotor roda dua sampai roda empat sebanyak 70.714.569 unit. Berdasarkan hal tersebut maka upaya pengembangan program/ strategi manajemen kebutuhan transportasi (MKT), dalam kajian kali ini akan memasukkan indikatorindikator yang terkait dengan partisipasi masyarakat dengan harapan konsep yang ada dapat diterima sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat. Pada penelitian ini digunakan Analisis Hierarki Proses (AHP) untuk menentukan bobot prioritas strategi Manajemen Kebutuhan Transportasi dan Analisis Structural Equation Modeling untuk melihat hubungan / konstribusi partisipasi masyarakat dalam penerapan program/ strategi manajemen kebutuhan transportasi (MKT). Penelitian ini mengambil responden dari kota Malang dan Surabaya. Hasil analisis AHP diperoleh tiga variabel yang menjadi prioritas pilihan utama adalah Perbaikan Mutu Pelayanan Angkutan Umum (Public Transportation Improvement) , Pembatasan Lalu Lintas Kendaraan (Traffic Constraints) , dan Penggunaan Kendaraan Secara Bersama (Ride sharing) sebagai tolak ukur manajemen kebutuhan transportasi (MKT) di kota Malang dan Surabaya. emudian dilanjutkan pada analisis SEM dan diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif Partisipasi Masyarakat terhadap Public Transport Improvement , Traffic Constraint , dan Ride Sharing . Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Partisipasi Masyarakat yang dipersepsikan paling dominan oleh indikator Pemberian informasi dua arah ke masyarakat untuk umpan balik pendapat, akan mengakibatkan semakin tinggi nilai Public Transport Improvement yang dipersepsikan paling dominan oleh Subsidi tarif angkutan umum dalam penerapan manajamen kebutuhan transportasi, Traffic Constraint yang dipersepsikan paling dominan oleh Lajur khusus angkutan umum dalam penerapan manajamen kebutuhan transportasi, dan Ride Sharing yang dipersepsikan paling dominan oleh Angkutan antar jemput pelajar dalam penerapan manajamen kebutuhan transportasi