Supply Chain Relationships and Cooperatives’ Competitiveness for the East Java Milk Sector in Indonesia

Saat ini konsumen lebih peduli terhadap kesehatannya. Kondisi ini membuat permintaan akan susu dan produk-produk olahannya meningkat, karena susu merupakan minuman bergizi tinggi yang baik bagi konsumen segala usia. Untuk memenuhi permintaan ini, perusahaan-perusahaan susu menjalin kontrak kerja sama dengan koperasi-koperasi susu, sebagai perwakilan dari para peternak sapi susu, sebagai pemasok ( supplier ) bahan bakunya. Kerja sama ini membawa perkembangan besar bagi koperasi dan peternak, terutama dalam meminimalkan biaya produksi susu dan meningkatkan kekuatan tawar ( bargaining power ) peternak. Oleh karena itu, keberadaan koperasi-koperasi susu diharapkan dapat menjalankan perannya secara adil terhadap peternak-peternak sapi susu sebagai rekanan ( stakeholder ) dalam mengembangkan produktivitas dan pemasaran susu. Sehingga fokus utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kualitas hubungan antarpelaku dalam rantai pasokan ( supply chain ) susu di Indonesia memberikan pengaruh positif terhadap daya saing koperasi susu. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Merumuskan structural equation model (SEM) untuk daya saing koperasi-koperasi susu di Jawa Timur; 2) Mengidentifikasi dan menghitung pengaruh langsung ( direct effect ), pengaruh tidak langsung ( indirect effect ), dan pengaruh total ( total effect ) dari studi kasus ini; dan 3) Menghasilkan diagram alur ( path diagram ) dan menjelaskan perkiraan dan faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing koperasi susu di Jawa Timur, serta implikasinya terhadap kebijakan yang bisa dirumuskan dari studi kasus ini. Data penelitian ini diperoleh dari survei terhadap para peternak/produsen, pengelola koperasi susu, dan pedagang yang ikut serta dala rantai pasokan susu ( milk supply chain ) Malang, Pasuruan, dan Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan menyebar kuesioner terstruktur selama bulan Februari hingga Maret 2012 terhadap 165 responden yang terdiri dari 90 peternak sapi susu, 30 staf koperasi, dan 45 pedagang. Responden pedagang ditentukan berdasarkan daftar relasi/rekanan yang dimiliki oleh tiap-tiap koperasi susu. Penelitian ini menggunakan teknik Structural Equation Modeling (SEM) dan informasi yang didapatkan melalui survei terhadap peternak/produsen, pengelola koperasi susu, dan pedagang yang termasuk dalam rantai pasokan susu di Jawa Timur, Indonesia. Rumusan hipotesis dalam penelitian ini antara lain: (H1) Kepercayaan dalam rantai pasok berpengaruh positif terhadap kualitas komunikasi; (H2) Kepercayaan dalam rantai pasok berpengaruh positif terhadap kualitas hubungan; (H3) Kualitas komunikasi dalam rantai pasok berpengaruh positif terhadap kualitas hubungan; (H4) Kualitas hubungan dalam rantai pasok berpengaruh positif terhadap daya saing koperasi; dan (H5) Kualitas komunikasi dalam rantai pasok berpengaruh positif terhadap daya saing koperasi. Hasil uji reliabilitas dan validitas menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini; yaitu: kepercayaan ( trust ), kualitas komunikasi ( quality of communication ), kualitas hubungan ( quality of relationship ), dan daya saing ( competitiveness ); dinyatakan reliabel dan valid karena memiliki nilai faktor loading standar ( standardized factor loading /SFL) lebih dari 0.50 dan t-value yang lebih dari 1.96. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa semua persamaan struktural dari diagram path yang dimodelkan dalam penelitian ini sangat baik, karena nilai R2 dari tiap persamaan adalah lebih dari 0.75. Hasil analisis pengaruh ( effect ) menunjukkan bahwa semua nilai atau koefisien pengaruh antarvariabel yang menyusun hubungan rantai pasok susu, baik pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, serta pengaruh total, adalah nilai yang signifikan secara statistik, kecuali pengaruh antara variabel “kualitas komunikasi” terhadap “kualitas hubungan”. Hasil ini mengindikasikan bahwa pengaruh variabel kualitas komunikasi terhadap kualitas hubungan sangat kecil/lemah, yaitu hanya 0.06. Begitu pula dengan pengaruh kualitas komunikasi terhadap daya saing koperasi yang hanya 0.02. Nilai t-value dari kedua koefisien tersebut juga tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa variable kualitas komunikasi hanya berpengaruh kecil terhadap kualitas hubungan maupun daya saing, sehingga hipotesis 3 dan 5 ditolak. Dalam analisis pengaruh total ( total effect analysis ), diketahui bagaimana kepercayaan, kualitas komunikasi, dan kualitas hubungan mempengaruhi daya saing koperasi baik secara langsung ( direct effect ) maupun secara tidak langsung ( indirect effect ), dalam keseluruhan model. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas komunikasi dan kualitas hubungan merupakan variabel perantara ( mediary variables ) yang menghubungkan pengaruh kepercayaan terhadap daya saing koperasi. Berdasarkan model yang terbentuk, diketahui bahwa variabel “kepercayaan” mempengaruhi “daya saing” melalui tiga alur, yaitu: (1) “kepercayaan” → “kualitas komunikasi”