Pengembangan Sumber Daya Aparatur Perencana (Studi pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang)

P erencanaan pembangunan daerah merupakan kegiatan yang tidak mudah karena akan berhadapan dengan berbagai permasalahan yang sangat kompleks (meliputi berbagai aspek sosial kemasyarakatan) dari suatu keadaan yang ada di wilayah terkait , sehingga dalam pelaksanaannya dibutuhkan tenaga yang tidak hanya terampil dari segi teknik, tapi juga peranan-peranan lain, seperti agen perubahan, koordinator pelayanan, penggerak sumber daya, negosiator, moderator, evaluator dan mampu memprediksi kedepan atau futuristik agar dapat menciptakan produk-produk perencanaan yang komprehensif , yang di dalam implementasinya lebih sesuai dengan kekhasan dan kebutuhan daerah , dapat mengatasi kompleksitas problematika pembangunan yang kian tinggi , serta dapat menjawab tuntutan akan pelayanan publik yang lebih efektif, efisien, cepat, fleksibel , serta memuaskan . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menginterprestasikan pengembangan sumber daya aparatur perencana di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang, dan factor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan sumber daya aparatur perencana di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma naturalistic atau naturalistic inquiry yaitu suatu jenis penelitian yang mengungkapkan permasalahan apa adanya sesuai dengan situasi lapangan yang diteliti. Data-data penelitian diperoleh melalui wawancara dengan narasumber yang berkompeten dan pengumpulan dokumen-dokumen yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum adanya koordinasi dan pembagian fungsi manajemen di daerah terkait pengembangan sumber daya aparatur kearah yang lebih professional melalui pendidikan ( education ), pelatihan ( training ) dan pengembangan ( development ) bagi aparatur perencana di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang menjadikan pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan pengembangan belum maksimal. Sehingga dalam hal ini diperlukan kesungguh-sungguhan dari segenap unsure, baik dari diri individu aparatur perencana (motivasi intrinsik), maupun dari segenap level pimpinan (Bappeda Kota Magelang dan BKD Kota Magelang) terkait dukungan kebijakan aturan-aturan (regulasi) yang ditetapkan, dukungan kebijakan anggaran, maupun motivasi-motivasi yang ditawarkan (motivasi ekstrinsik) dan penerapan prinsip right man on right place