Rekoveri, Fraksinasi, dan Karakterisasi Fosfolipid dari Limbah Serat Sawit

Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit ( Elaeis guineenis ) terbesar dunia pada tahun 2008. Hal ini memberikan dampak peningkatan jumlah limbah hasil pengolahan kelapa sawit yang sementara ini masih belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah pengolahan sawit berupa limbah padat dan limbah cair yang mengandung fosfolipid dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengemulsi dan antioksidan. Komponen fosfolipid dalam sawit adalah fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamin, fosfatidiinositol, fosfatidilgliserol, asam fosfatidat, dan difosfatidilgliserol. Masing-masing jenis fosfolipid memiliki karakteristik yang berbeda sehingga penggunaan sebagai pengemulsi juga berbeda. Fraksinasi dilakukan untuk mendapatkan fraksi-fraksi fosfolipid. Fraksinasi dilakukan dengan etanol dan aseton. Penelitian ini bertujuan untuk rekoveri dan identifikasi jenis fosfolipid limbah pengolahan sawit serta fraksinasi dan karakterisasi fraksi-fraksi fosfolipid dan fosfolipid kasar sawit. Penelitian ini dilakukan satu tahap dengan Rancangan Acak Lengkap 1 faktor dua kali ulangan. Faktor yang dikaji adalah fraksinasi. Pelaksanaan penelitian meliputi ekstraksi, separasi fraksinasi dan karakterisasi. Karakterisasi yang dilakukan adalah jenis fosfolipid, jenis asam lemak, aktivitas antioksidan, peroksida, EAI, ESI, HLB, viskositas, dan warna. Analisa data digunakan ANOVA dengan program silichaii dan uji lanjut DMRT jika perlakuan menunjukkan berbeda nyata. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ekstraksi fosfolipid dengan kloroform:metanol pada serat sawit berhasil didapatkan kadar fosfolipid tertinggi 21,56 % dalam total lipid. Separasi berdasarkan polaritas pelarut kloroform-metanol (2:1 dan 1:2 v/v) didapatkan kemurnian fosfolipid 61,97%. Komponen fosfolipid serat sawit yang teridentifikasi adalah PI, PC, PE, PG, PA dan DPG. Kandungan asam lemak fraksi fosfolipid dan komponen penyusun fosfolipid terbesar adalah palmitat (C16:0) dan oleat (C18:1). Hasil karakterisasi fraksi fosfolipid diperoleh bilangan peroksida terendah (2,68 mek/kg) pada fosfolipid kasar, nilai HLB tertinggi (10,85) pada fraksi larut etanol. Sedangkan fraksi larut aseton memiliki karakteristik terbaik pada tingkat oksidasi (3,86 mek/kg), EAI (309,07 m2/g), ESI (94,07 menit), viskositas (97,75 cps) dan Warna (L 25,1; a 14,8; b 11,6)