Efek Kayu Manis Indonesia pada Tikus Model Osteoporosis (Penelitian Eksperimental pada Tikus Model Osteoporosis Pascamenopause Akibat Ovariektomi)

Penelitian ini untuk mengetahui efek ekstrak kayu manis Indonesia ( Cinnamomum burmannii ) pada stress oksidatif, petanda biokimia bone turnover , jumlah osteoblas dan osteoklas pada tikus osteoporosis pasca ovariektomi. Total 36 tikus Wistar betina secara acak dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu 1 kelompok prosedur sham (A), 1 kelompok tikus ovariektomi (B), dan 4 kelompok tikus ovariektomi dengan penambahan ektrak kayu manis Indonesia (EKI) (C) (masing-masing 12,5; 25; 50; 100 mg/kg perhari selama 3 bulan). Prosedur ovariektomi dan analisa kadar malondialdehyde (MDA) dilakukan di Laboratorium Farmakologi. Ekspresi Osteocalcin (OC) dan c-telopeptide type I collagen (CTX) dianalisa dengan ELISA di Laboratorium Biomedik. Jumlah osteoblas dan osteoklas dari tulang tibia bagian atas dianalisa di Laboratorium Patologi Anatomi. Semua prosedur dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang. Kadar MDA, CTX, dan jumlah osteoklas meningkat secara signifikan pada kelompok B dibandingkan dengan A (p 0.05). Sedangkan kadar OC dan jumlah osteoblas kelompok B secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok A (p 0.05). Didapatkan penurunan kadar MDA di kelompok C secara signifikan dibandingkan dengan kelompok B (p 0.05). Kami dapatkan pula tidak adanya perubahan kadar CTX dan jumlah osteoklas pada kelompok C dengan dosis EKI lebih rendah (12,5 dan 25 mg/kg), tetapi terjadi peningkatan secara signifikan dengan dosis EKI lebih tinggi (50 dan 100 mg/kg). Kadar OC dan jumlah osteoblas kelompok C meningkat secara signifikan dibandingkan dengan kelompok B (p 0.05). EKI dosis lebih rendah bermanfaat sebagai penghambat osteoporosis dengan meningkatkan pembentukan tulang dan menurunkan stres oksidatif pada tikus osteoporosis pasca ovariektomi