Penentuan Prioritas Pemeliharaan Jalan Kabupaten Di Wilayah Perkotaan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau

Dengan bertambahnya umur jalan dan jalan secara terus menerus mengalami tegangan-tegangan akibat beban lalu lintas yang dipikul dari kondisi awal desain perkerasan jalan tersebut, maka kemampuan layanan jalan akan semakin menurun. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk mengidentifikasi kerusakan jalan di wilayah perkotaan Tanjung Redeb dengan melakukan penilaian kondisi jalan secara kuantitatif dengan melakukan survei secara visual kemudian hasil ini sebagai pendukung dalam melakukan penentuan prioritas kegiatan pemeliharaan jalan di wilayah perkotaan Tanjung Redeb. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis kerusakan, nilai kondisi jalan dan penetuan urutan prioritas kriteria dan alternatif jalan yang akan dilakukan pemeliharaan. Penelitian ini menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI) yang digunakan untuk mengetahui kondisi jalan dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan urutan prirotas pemeliharaan jalan. Hasil penelitian menemukan jenis kerusakan 7 yaitu retak memanjang & melintang (longitudinal & transverse crack), retak kulit buaya (alligator cracking), pelapukan dan butiran lepas (wea ring/raveling), tambalan (patching), sungkur (shoving) dan kegemukan (bleeding) dan lubang (pathole). Kerusakan yang paling dominan yakni pelapukan dan butiran lepas dengan luas 1230,70 m2. Nilai kondisi jalan dari 9 ruas jalan yang diteliti, didapatkan bahwa yang mengalami kerusakan paling besar adalah jalan Pangeran Antasari dengan nilai PCI sebesar 50,20 (fair). Untuk penentuan kriteria pemeliharaan jalan di Kota Tanjung Redeb dengan metode AHP diperoleh kriteria kondisi jalan sebagai kriteria tertinggi dengan bobot 0,4213. Dari penilaian masing-masing kriteria terhadap 9 alternatif atau ruas jalan didapatkan bahwa ruas jalan Diponegoro menjadi prioritas pertama dengan bobot 0,8596