Pengaruh Pemberian Genistein, Leuprolide Asetat, Dienogest Terhadap Penurunan Ekspresi Bcl-2 Dan Peningkatan Ekspresi Bax Pada Lesi Peritoneum Mencit Model Endometriosis

Endometriosis merupakan penyakit ginekologi yang tergantung pada estrogen dan umumnya mempengaruhi 5% hingga 10% wanita usia reproduksi. Kadar estrogen yang tinggi pada endometriosis mengakibatkan peningkatan protein anti apoptosis (Bcl-2) dan penurunan protein pro apoptosis (Bax). Bcl-2 yang melimpah akan menghambat kerja Bax sehingga proses apoptosis tidak dapat diteruskan hal ini menyebabkan sel endometrium dapat hidup dan berimplantasi diluar rongga rahim. Dalam menginduksi apoptosis sel endometriosis dibutuhkan terapi yang efektif yang berperan dalam menurunkan ekspresi Bcl-2 dan meningkatkan ekspresi dari Bax. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan leuprolide asetat mampu meningkatkan ekpresi Bax dan FasL dan menurunkan ekspresi Bcl-2 pada endometriosis. Leuprolide Asetat adalah golongan dari GnRH agonis berupa depot suspension 3.75 mg yang dilengkapi cairan pelarut water injection 2 ml. Terapi lain yang mampu menekan proliferasi stroma dan sel epitel dari endometrium manusia adalah penggunaan dienogest. Dienogest adalah golongan oral progestin berupa tablet 2 mg, yang dihaluskan menjadi serbuk dan dilarutkan dengan aquadest. Dienogest mampu meningkatan ekspresi reseptor progesteron, merepresi reseptor estrogen, kemudian akan menghambat aktivasi NF-kB dan AP-1 sehingga tidak terjadi aktivitas transkripsi gen yang terlibat dalam pertumbuhan sel kanker endometrium antara lain adalah Bcl-2 dan Bax Selain penggunaan leuprolide asetat dan dienogest, terapi alternatif yang digunakan sebagai pengobatan endometriosis adalah penggunaan fitoestrogen salah satunya genistein. Genistein yang digunakan diperoleh dari ekstrak kacang kedelai yang dimurnikan, berupa serbuk yang dilarutkan dalam minyak wijen. Genistein akan berikatan kuat dengan reseptor estrogen β yang menyebabkan ikatan estradiol terhambat sehingga mengakibatkan efek antiestrogenik dan mengaktifkan korepresor untuk menekan transkripsi gen. Tertekannya transkripsi gen akan menghambat profil protein antiapoptosis antara lain Bcl-2, Bcl-X, Mcl-1, dan A1 dan peningkatan protein pro apoptosis antara lain Bax, Bak, Bad, dan Bid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian genistein, leuprolide asetat, dienogest terhadap penurunan ekspresi Bcl-2 dan peningkatan ekspresi Bax pada mencit model endometriosis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dilakukan di Laboratorium Embriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya. Menggunakan mencit model endometriosis. Penelitian ini dibagi menjadi 7 kelompok, yaitu : kontrol negatif, kontrol positif, genistein dosis 0,78 mg/hari, genistein dosis 1,04 mg/hari, genistein dosis 1,3 mg/hari, leuprolide asetat dosis 0,00975 mg/5 hari, dienogest dosis 0,0052 mg/hari. Pengukuran ekspresi Bcl-2 dan Bax yang dinilai secara semikuantitatif menggunakan skala Immuno Reactive Score (IRS) pada pemeriksaan Imunohistokimia yang diamati melalui mikroskop cahaya pada pembesaran 400 kali dengan pewarnaan hemaktosilin mayer. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji One Way Anova dan uji Tukey 5%. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh pemberian genistein, leuprolide asetat, dienogest terhadap penurunan ekspresi Bcl-2 dan peningkatan ekspresi Bax pada lesi peritoneum mencit model endometriosis (p 0,05). Genistein pada dosis 1,3 mg/hari mampu secara optimum menurunkan ekspresi Bcl-2 (pada rerata 1,35+0,50) dan meningkatkan ekspresi Bax (pada rerata 2,35+0,47) apabila dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lain