Hubungan Volume Pus dan Volume Cairan Pencucian Rongga Perut dengan Peritonitis Tersier Pascaoperasi Apendisitis Perforasi Anak

Latar Belakang : Infeksi pascaoperasi salah satunya peritonitis tersier pada apendisitis perforasi dapat disebabkan banyak faktor mulai dari infeksi yang telah terjadi di rongga perut hingga perawatan pascaoperasi. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang menghubungkan infeksi yang telah terjadi di rongga perut yaitu pengotoran di rongga perut dengan kejadian infeksi pascaoperasi peritonitis tersier bila telah dilakukan pencucian rongga perut sampai batas jernihnya cairan pencucian. Tujuan : Mencari hubungan antara volume pus yang telah dilakukan pencucian sampai jernih dan bersih dengan kejadian peritonitis tersier melalui pemeriksaan kadar lekosit, kadar CRP dan keluhan nyeri perut. Metode : Dilakukan penelitian observasional selama 6 bulan dengan masing-masing sampel dievaluasi selama 14 hari, dicatat kadar lekosit, kadar CRP dan keluhan nyeri perut pada sebelum operasi, hari ke 5 pascaoperasi dan hari 14 pascaoperasi, volume pus, volume cairan pencucian, dan kebersihan cairan pencucian melalui kultur dan lekosit perlapangan pandang. Dinyatakan peritonitis tersier apabila pada pemeriksaan hari ke 14 didapatkan kadar lekosit 10.000 μl, kadar CRP 0,5 mg/dl dan masih terdapat keluhan nyeri perut. Hasil: Dari 24 sampel didapatkan satu kejadian peritonitis tersier dengan hasil pencucian semua sampel dinyatakan bersih, berdasarkan kadar CRP didapatkan perbedaan bermakna (P = 0,026) antara volume pus yang infeksi dengan yang tidak infeksi, namun pada volume cairan pencucian secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna. Sedangkan antara volume pus dan volume cairan pencucian tidak berhubungan berdasarkan korelasi pearson (P = 0,366). Kesimpulan: Secara keseluruhan tidak didapatkan hubungan volume pus, volume cairan pencucian, kebersihan cairan pencucian dengan peritonitis tersier, dengan menggunakan kadar CRP sebagai indikator infeksi pascaoperasi ditemukan volume pus mempengaruhi kejadian infeksi pascaoperasi