Pengaruh Tumor Nekrosis Faktor α dan Malaria dalam Patogenesis Anemia pada Malaria Plasmodium falciparum in vitro

Anemia masih merupakan penyebab komplikasi tertinggi akibat infeksi Plasmodium falciparum. Saat ini penyebab anemia masih banyak diperdebatkan. Selain karena adanya lisis eritrosit berparasit dan terjadinya diseritropoisis juga diduga berperan faktor imunologi. Penelitian sebelumnya ditemukan terjadinya anemia setelah terapi walau parasit telah menghilang dari dalam darah, eritrofagositosis pada darah perifer dan DAT ( Direct Antiglobulin Test ) positif berhubungan dengan anemia. Adanya hubungan antara TNF a dengan eritrofagositosis semakin menguatkan terlibatnya faktor imunologi dalam patogenesa terjadinya anemia pada malaria P. falciparum . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh malaria dan penambahan TNF a dalam meningkatkan aktifitas fagosit makrofag terhadap eritrosit terinfeksi Plasmodium falciparum pada kultur monosit-makrofag darah manusia. Kultur monosit darah yang berasal dari penderita malaria dan donor normal (dibagai dalam 8 perlakuan) diaktivasi dengan pemberian TNF a 16 pg/ml, kemudian dipapar dengan eritrosit terinfeksi parasit Plasmodium falciparum (kultur P. falciparum ) dan eritrosit normal. Dinilai parameter rerata persentase jumlah sel makrofag dalam keadaan normal, aktivasi, apoptosis, nekrosis, fagositik (eritrofagositosis) dan rerata indeks fagosit. Pada kultur makrofag malaria, malaria dan penambahan TNF a berturut-turut menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan kultur makrofag normal untuk rerata persentase jumlah sel makrofag aktivasi (Makrofag Normal + Eritrosit Normal = 19,93%; Makrofag Malaria + TNF a 16 pg/ml + Eritrosit terinfeksi P. falciparum = 66,73% dengan p= 0,000); rerata persentase jumlah sel makrofag nekrosis (Makrofag Normal + Eritrosit Normal = 1,77%; Makrofag Malaria + TNF a 16 pg/ml + Eritrosit terinfeksi P.falciparum = 30,73% dengan p= 0,000) dan rerata persentase jumlah sel makrofag fagosit {eritrofagositosis} (Makrofag Normal + Eritrosit Normal = 36,12%; Makrofag Malaria + TNF a 16 pg/ml + Eritrosit terinfeksi P. falciparum =11,66% dengan p= 0,031). Sedangkan untuk rerata persentase jumlah sel makrofag apoptosis (Makrofag Normal + Eritrosit Normal = 0,70%; Makrofag Malaria + TNF a 16 pg/ml + Eritrosit terinfeksi P. falciparum = 0,80% dengan p= 1,000) dan rerata indeks fagosit (Makrofag Normal + Eritrosit Normal = 1.09; Makrofag Malaria + TNF a 16 pg/ml + Eritrosit terinfeksi P. falciparum = 1,40 dengan p= 0,994) tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Dapat disimpulkan bahwa malaria dan penambahan TNF a meningkatkan aktifitas fagosit makrofag terhadap eritrosit terinfeksi Plasmodium falciparum yang berperan dalam patogenesis anemia pada malaria P. falciparum