Analisis Distribusi Dosis Radiasi Sinar-X dari Computerized Tomography (CT) Scanner pada Mata dan Telinga manusia dengan CaSO4 sebagai Thermoluminescence Dosemeter (TLD)

Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis distribusi dosis radiasi sinar-X dari CT scan pada mata dan telinga manusia, serta faktor bobot keduanya sebagai organ penting di kepala manusia. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memproteksi organ tubuh manusia dari akumulasi paparan radiasi yang berlebihan. Fokus penelitian ini adalah menganalisis distribusi dosis efektif kepala berdasarkan protokol CT scan serta dosis ekivalen mata dan telinga manusia dengan menggunakan Dosimeter Termoluminisensi (TL) CaSO 4 . Dosimeter ini bekerja dengan prinsip perangkap dan pelepasan elektron akibat pemanasan suhu tinggi pada alat baca termoluminisensi. Selanjutnya, dengan mengetahui dosis efektif kepala dari protokol CT scan, maka dapat diketahui dosis efektif organ melalui perbandingan volume organ terhadap kepala. Sehingga dari perbandingan dosis ekivalen terhadap dosis efektif organ tersebut, diperoleh faktor bobot organ yang menunjukkan sensitifitas organ terhadap radiasi. Dimana faktor bobot organ mata dan telinga pada rekomendasi ICRP 60 dan 103 belum ada. Hasil penelitian pada seluruh pasien menunjukkan besarnya dosis efektif kepala rata-rata adalah 1,1 mSv dengan dosis ekivalen mata 0,013 mSv dan dosis ekivalen telinga 0,014 mSv. Dari perbandingan dengan dosis efektif mata dan telinga, diperoleh nilai faktor bobot mata adalah 0,038 dan faktor bobot telinga 0,0015. Berdasarkan dosis yang diterima organ, selanjutnya diperoleh analisis mengenai perkiraan efek radiasi dan probabilitas kemunculan efek yang diterima kedua organ. Dimana kemungkinan efek yang akan muncul adalah efek stokastik dengan prosentase terbesar dalam orde 10 -3 %. Hal ini dikarenakan dosis yang diterima masing-masing organ berdasar faktor bobot organ relatif sangat kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa di kepala, mata dan telinga merupakan organ yang sangat sensitif terhadap radiasi, dan perlu dilindungi dari akumulasi paparan radiasi yang berlebihan melalui kajian prinsip proteksi radiasi