Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Pelaksanaan Komunikasi Terapiutik Perawat pada Klien Stroke di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Harjono Ponorogo

Ketidakefektifan komunikasi terapiutik di ruang gawat darurat merupakan permasalahan yang umum terjadi diseluruh rumah sakit. Komunikasi terapiutik di Instalasi Gawat Darurat seringkali dilakukan tanpa memperhatikan tata cara komunikasi yang manusiawi. Pasien stroke adalah pasien yang mengalami keterbatasan komunikasi, oleh karena itu dibutuhkan kemampuan perawat dalam melakukan komunikasi terapiutik yang manusiawi sesuai kondisi pasien. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan komunikasi terapiutik pada pasien stroke di IGD RSUD Dr. Harjono Ponorogo. Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional . Populasi adalah semua perawat yang melakukan perawatan pada pasien stroke akut di IGD RSUD. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling dan didapatkan 60 responden. Pengambilan data dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan Juli 2014. Tehnik pengambilan data menggunakan lembar observasi. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara faktor perkembangan psikologis ( p value 0,000), peran ( p value 0,009), lingkungan kerja ( p value 0,001), persepsi ( p value 0,005), emosi ( p value 0,000), jarak ( p value 0,02) dengan pelaksanaan komunikasi terapiutik pada pasien stroke. Faktor yang mempunyai hubungan paling kuat adalah emosi (OR 357,161 ), lingkungan kerja (OR 63,329 ) , perkembangan psikologis (OR 20,469 ) dan peran (OR 17,657). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelaksanaan komunikasi dapat ditingkatkan melalui berbagai pelatihan tentang kecerdasan emosi dan komunikasi efektif sesuai dengan NCOT untuk meningkatkan kemampuan pengontrolan emosi perawat sesuai dengan tahap perkembangan psikologis, sehingga mampu memberikan komunikasi terapiutik yang manusiawi