Hubungan Perubahan Posisi Tubuh dan Lokasi Insersi Kateter Intra Vena terhadap Diameter Vena Aksilaris (Studi Kasus Pasien Gagal Ginjal dengan Ultrasonografi Color Doppler)

Pemasangan kateter akses vena sentral ( Central Venous Access Device /CVAD) dengan teknik surface landmark mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi. Meskipun demikian teknik ini memiliki komplikasi seperti fistulasi vena-arteri, hematoma, dan hemothoraks. Pendekatan vena aksilaris memiliki keuntungan anatomis, tingkat keamanan, dan kenyamanan yang lebih tinggi dibanding pendekatan lain, seperti vena jugularis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan posisi tubuh dan lokasi insersi kateter intra vena terhadap diameter vena aksilaris pasien gagal ginjal menggunakan ultrasonografi (USG) color doppler. Desain penelitian ini ialah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional . Dua puluh sembilan pasien gagal ginjal menjadi sampel penelitian yang dpilih menggunakan convenience sampling . Pengukuran diameter vena aksilaris diukur dengan USG color Doppler pada perubahan posisi supine dan semifowler 45˚ serta perubahan lokasi insersi sisi medial dan lateral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter vena aksilaris posisi supine dengan lokasi insersi sisi medial (0,9cm±0,2cm) lebih besar dibanding dengan posisi supine dengan lokasi insersi sisi lateral (0,78cm±0,16cm, p= 0,000 ), posisi semifowler 45˚ dengan lokasi insersi sisi medial (0,72cm±0,17cm,p= 0,000 ), dan posisi semifowler 45˚ dengan lokasi insersi intra vena sisi lateral (0,63cm±,0,13,p= 0,000 ). Kesimpulan: Terdapat hubungan perubahan posisi tubuh ( supine dan semifowler 45˚) terhadap diameter vena aksilaris pasien gagal ginjal. Diameter terbesar vena aksilaris ditunjukkan pada posisi supine . Selain itu, terdapat hubungan perubahan lokasi insersi kateter intra vena (medial dan lateral) terhadap diameter vena aksilaris pasien gagal ginjal. Diameter terbesar vena aksilaris ditunjukkan pada sisi medial