Aktivitas Ekstrak Ethanol Daun Elephantopus Scaber. L Dan Sauropus Androgynus (L). Merr Terhadap Modulasi Sel T Cd4+, Cd8+ Dan Cd4+Ifn-Γ+ Dalam Sirkulasi Darah Pada Mencit Bunting Yang Diinfeksi Salmo

Tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri intraseluler yaitu Salmonella. Salmonella merupakan bakteri gram negative berbentuk batang dan bersifat anaerob fakultatif. Bakteri ini mampu menyerang hewan maupun manusia dengan berbagai tingkat infeksi yang bervariasi, mulai infeksi ringan sampai pada infeksi berat. Infeksi bakteri ini pada manusia disebabkan olehs istem imunitas tubuh yang mengalami penurunan aktifitas, sehingga tidak mampu membunuh dan menghancurkan bakteri ini. Wanita hamil lebih memiliki resiko yang tinggi dan lebih rentan terkena infeksi penyakit yang normalnya berkaitan dengan respon imun seluler. Ini dikarenakan pada wanita hamil memiliki kondisi imunologi yang unik karena kehamilannya. Infeksi salmonella pada kehamilan dapa tmenyebabkan abortus. Infeksi ini dapat dicegah dengan cara meningkatkan sistem imunitas tubuh. Sistem imunitas tubuh yang memiliki peran utama dalam melawan bakteri ini adalah sel T CD4+ dan sel T CD8+. Penyakit ini biasanya diobati dengan mengkonsumsi antibiotik dan antibakteri sintesis. Obat antibiotika yang mekanisme kerjanya menghambat atau membunuh mikroorganisme, tidak sedikit yang menimbulkan efek toksik atau teratogenik yang berbahaya bagi janin. Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan alternatif pengobatan yang lebih aman yaitu penggunaan herbal yang memiliki kandungans ebagai imunomodulator. Elephantopus scaber dan Sauropus androgynus merupakan tanaman yang memiliki kandungan berupa saponin dan flavonoid yang telah dikenal sebagai imunomodulator alami. Oleh sebab itu perlu dilakukan percobaan untuk mengetahui efek imunomodulator dan lama pemberian ekstrak daun E. Scaber dan S. Androgynus terhadap modulasi sel T CD4+, CD8+ dan CD4+IFN-γ+ dalam sirkulasi darah mencit bunting yang terinfeksi Salmonella typhimurium. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian yaitu Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari 7 perlakuan dengan 3 ulangan dan 2 kali pembedahan. Faktor pertama berupa kombinasi serbuk E. scaber 200 mg/kg BB, E. scaber 150 mg/kg BB dan S. androgynous 37,5 mg/kg BB, E. scaber 100 mg/kg BB dan S. androgynous 75 mg/kg BB, E. scaber 50 mg/kg BB dan S. androgynous 112,5 mg/kg BB, S. androgynous 150 mg/kg BB yang diberi pada mencit bunting baik sebelum diinfeksi dan setelah diinfeksi sampai pada hari ke-18 dan factor kedua berupa lama pembedahan yaitu hari ke-12 dan hari ke-18. Mencit bunting diinfeksi S. typhimirium sebanyak 107 CFU/ml dalam 0,5 ml secara intraperitoneal. Sel limfosit ii diisolasi dari darah kemudian hasil dianalisis dengan flowcytometry kemudian dilanjutkan dengan anaisis statistik ANOVA dan analisis path. Hasil analisis statistik one way ANOVA menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tanaman E. scaber dan S. androgynous serta lama pemberian herbal berpengaruh terhadap jumlah sel T CD4+ dan sel T CD8+ sedangkan jumlah sel T CD4+ yang mengekspresikan IFN-γ+ tidak signifikan. Kedua jenis tanaman tersebut mengandung flavonoid dan saponin yang berfungsi sebagai agen imunomodulator. Pemberian ekstrak E. Scaber 50 mg/kg BB dan S. androgynus 112,5 mg/kg BB, S. androgynus 150 mg/kg BB dapat mempertahankan kondisi sistem imun yang hampir mendekati kondisi normal yaitu mencit bunting tanpa diinfeksi S. typhimurium