Pengembangan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan Mangrove Cengrong Watulimo Trenggalek

Keberhasilan pengembangan ekowisata membutuhkan partisipasi masyarakat. Masyarakat yang berada di sekitar kawasan konservasi memiliki fungsi sebagai penyangga kawasan. Tanpa partisipasi masyarakat, dampak negatif yang ditimbulkan berupa pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebih yang dapat merusak sumberdaya yang ada, menurunkan kualitas ekologi suatu kawasan, menyebabkan tidak seimbangnya pertumbuhan ekonomi, dan erosi budaya. Kegiatan wisata harus mampu meningkatkan peran masyarakat untuk menghindari ancaman terhadap kawasan dan obyek wisata melalui dampak positif yang diberikannya yaitu peningkatan pendapatan, perbaikan sarana dan prasarana publik dan keberdayaan budaya lokal. Konsep menempatkan masyarakat sebagai bagian dari ekosistem mangrove yang kehidupannya juga tergantung dari kondisi ekosistem mangrove adalah pendekatan yang baik. Pendekatan tersebut akan menyadarkan masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan kawasan mangrove yang didasari oleh pemahaman yang cukup tentang manfaat ekosistem mangrove bagi masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara komprehensif tentang; (a) tingkat partisipasi masyarakat lokal dalam kegiatan pengelolaan kawasan mangrove Cengkrong; (b) hubungan diantara faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan kawasan mangrove Cengkrong; (c) strategi pengembangan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan mangrove cengkrong. Penelitian dilakukan kawasan mangrove Cengkrong di Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam penelitan ini menggunakan pendekatan tahap partisipasi dari Stephen dan Uphoff yang membagi tahapan partisipasi menjadi empat tahapan, yaitu: (a) partisipasi dalam tahap perencanaan, (b) partisipasi dalam tahap pelaksanaan, (c) partisipasi dalam tahap pemanfaatan dan (d) partisipasi dalam tahap evaluasi. Untuk mengetahui bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan kawasan mangrove Cengkrong dan hubungannya dengan variabelvariabel yang mempengaruhinya maka dilakukan analisis multivariat PLS dengan menguji model yang telah disusun. Variabel yang dipilih untuk menguji hubungannya dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam penelitian ini diantaranya ialah : (a) Karakteristik masyarakat (b) persepsi (c) norma (d) pola hubungan sosial, dan (e) kepercayaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan mangrove Cengkrong dipengaruhi secara signifikan oleh variabel persepsi, norma dan kepercayaan. xi Pengembangan partisipasi masyarakat perlu dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan juga mengembangkan serta memperkuat kelembagaan pengelolaan sehingga mampu berjalan dengan lebih baik. Perumusan stratesi pengembangan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan kawasan mangrove Cengkrong dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis ini mempertimbangkan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk merumuskan strategi yang relevan dan sesuai dengan kondisi kelembagaan pengelolaan kawasan mangrove Cengkrong. Strategi pengembangan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan mangrove Cengkrong yang dihasilkan dalam peneltian ini yaitu: (a) meningkatkan fungsi dan peran kelembagaan kelompok masyarakat; (b) Meningkatkan pertemuan rutin antar masyarakat dan pihak pengelola kawasan; (c) Mengintegrasikan wisata mangrove Cengkrong dengan wisata pantai disekitarnya. (d) Adopsi dan implementasi hasil penelitian dan kegiatan yang telah dilakukan dikawasan mangrove Cengkrong