Pengaruh Hujan Pada Stabilitas Lereng Di Jalan Tol Gempol – Pandaan

Jalan tol Gempol - Pandaan sta 6+275 – 6+375 merupakan hasil pengeprasan bukit yang mengalami kelongsoran pada tanggal 3 Februari 2015. Beberapa hari sebelum terjadinya kelongsoran didahului oleh hujan. Material pembentuk lereng saat ini berasal dari bekas longsoran terdahulu sehingga mudah mengalami longsor ulang, apabila mendapat beban yang sama. Studi ini bertujuan mengetahui pengaruh hujan pada stabilitas lereng di jalan tol Gempol – Pandaan dan mendapatkan ambang batas hujan. Intensitas hujan, dan permeabilitas tanah digunakan sebagai input dalam Geostudio Seep/W. Hasil analisis Seep/W berupa tekanan air pori digunakan sebagai input dalam Slope/W. Angka keamanan saat terjadi longsor adalah 1.10595 (Bishop), 1.060512 (Fellenius), dan 1.100788 (Morgenstern-Price). Berdasarkan data hujan selama 10 tahun (2005-2015), intensitas hujan sebesar 0.0077 m/jam, merupakan nilai maksimal karena setelah nilai ini tercapai, angka keamanan lereng tidak bisa berkurang lagi. Oleh karena itu dibuat alternatif perkuatan lereng berupa bored pile dan soil nailing. Setelah simulasi, alternatif perkuatan soil nailing mempunyai angka keamanan sebesar 1.555921, lebih tinggi dari angka keamanan bored pile. Anggaran biaya untuk perkuatan soil nailing sebesar Rp. 1.938.804.000,00 lebih kecil dari anggaran biaya untuk bored pile. Oleh karena itu perkuatan soil nailing dipilih sebagai alternatif perkuatan. Selanjutnya perkuatan soil nailing disimulasi lagi untuk mendapatkan ambang batas hujan. Ambang batas hujan yang dapat memicu longsor adalah kombinasi hujan 60 mm dan hujan 100 mm selama 30 hari yang menghasilkan total hujan sebesar 960 mm