Pemodelan Jaringan Distribusi Transportasi Laut Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) Propinsi Maluku

K abupaten Maluku Barat Daya dengan kondisi wilayah kepulauan terdiri dari 50 pulau dan terbagi atas delapan (8) Kecamatan dengan akses utama melalui laut . Transportasi laut di Kabupaten Maluku Barat Daya dilayani oleh armada perintis KM. Sabuk Nusantar 31 dengan kapasitas tampungan resmi untuk penumpang 400 orang dan barang 50 ton. Total jarak berlayar yang ditempuh 3.096 mil dengan waktu rata-rata 24 hari per satu (1) rondtrip dan menyinggahi 22 pelabuhan singgah yang terbagi menjadi 2 trayek. Trayek A melayani wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang terdiri dari 10 pelabuhan singgah. Trayek B difokuskan menjadi wilayah studi/penelitian yang melayani wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya dengan 12 pelabuhan singgah. kondisi tersebut menjadikan pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur Kabupaten Maluku Barat Daya menjadi terhambat akibat rendahnya keinginan melakukan perjalanan dan distribusi barang, sebagai indikasi 44,17% penduduk hidup di bawah garis kemiskinan menjadi alasan masyarakat melakukan perjalanan dengan mengutamakan tarif murah dibanding faktor keamanan dan kenyamanan . Studi ini dilakukan meliputi 10 pelabuhan yang berada pada wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya (interen zona) , dan 2 pelabuhan lainnya berada pada eksteren zona yang juga menjadi main gate (pelabuhan Ambon dan Kupang). Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini dilakukan dengan merumuskan tujuan sebagai berikut: (a) Mengetahui pola pergerakan penumpang dan barang di wilayah studi. (b) Menentukan model dan penataan jaringan distribusi yang optimal. (c) Memperoleh gambaran jumlah armada sesuia hasil pemodelan. Penelitian ini dilakukan dengan cara survey langsung, metode pengumpulan data yang terdiri dari data primer dengan cara mengikuti langsung satu(1) trip pelayaran armada KM. Sabuk Nusantara 31. Adapun data primer yang dikumpulkan yaitu, menyangkut informasi spesifikasi teknis kapal serta data trafik penumpang dan barang di masing-masing pulau dalam wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya , sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Perhubungan, Dinas BAPEDA, BPS, ADPEL, serta dari pustaka yang relevan dengan penelitian. Adapun hasil penelitian menunjukan pola pergerakan ( bangkitan dan tarikan ) penumpang yang terjadi di Kabupaten Maluku Barat Daya umumnya mengikuti pola aktivitas penduduk dibidang ekonomi dan pemerintahan berdasarkan kelengkapan infrastruktur, sedangakan untuk pola pergerakan barang umumnya mengikuti pola pergerakan alat angkut dengan p usat bangkitan pergerakan pelabuhan Kupang dan pelabuhan Ambon . Untuk analisis pergerakan yang ditinjau lebih terfokus pada mobilitas penumpang bukan pada barang, hal ini disebabkan distribusi barang yang ada habis dikonsumsi. D iketahui rasio tingkat pertumbuhan pada dua belas (12) pelabuhan hasil proyeksi umumnya berfluktuatif