Analisis Logam Berat Timbal (Pb) Dan Pengaruhnya Terhadap Histologi Kerang Hijau (Perna Viridis Linn

Perairan Lekok Pasuruan, kandungan Pb pada air laut sudah melampaui batas ketentuan yang ditetapkan oleh POM No. 03725/B/SK/VII/89 mengenai kelayakan bahan pangan dan kehidupan di perairan, di sekitar Perairan Lekok juga terdapat pabrik PLTU / pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan uap yang sebagian besar bahan bakunya menggunakan Pb. Asap yang berasal dari cerobong pabrik industri telah melepaskan timbal ke udara kemudian memasuki perairan laut. Perairan Lekok juga terdapat TPI (Tempat Pelelangan Ikan) yang cukup besar, dimana banyak aktifitas kapal nelayan yang menggunakan bahan bakar untuk berlayar. Logam berat ini berpotensi terakumulasi ke dalam tubuh biota yang hidup di dalam sehingga akan berpengaruh pada kerusakan jaringan pada organ kerang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret 2016, Pengambilan sampel penelitian dilaksanakan di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kadar logam berat Timbal di air dan di kerang hijau, mengetahui histologi insang dan lambung kerang hijau (Perna viridis Linn) dan mengetahui pola hubungan antara kadar logam berat Timbal dengan kerusakan jaringan kerang hijau. Metode Penelitian yang di gunakan yaitu metode survei,bagian dari studi deskriptif yang bertujuan untuk mencari kedudukan (status), fenomena (gejala) dan menentukan kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standar yang sudah ditentukan. Berdasarkan hasil yang didapat diketahui bahwa kandungan logam berat timbal pada stasiun 2 sebagai konsentrasi tertinggi baik pada kandungan logam berat di air, kerang hijau maupun di sedimen yaitu, 0,4444 ppm (air), 1,5098 ppm (kerang hijau), dan 23,8284 ppm (sedimen). Dari hasil analisis histologi terhadap organ insang, pada kerang hijau dari perairan Lekok Pasuruan adanya kelainan atau perubahan seperti Lisis, hyperplasia, edema dan atropi Hasil pengamatan jaringan insang pada Kerang hijau pada daerah muara sungai Rejoso dimana konsentrasi logam berat Pb telah melewati batas aman baku mutu yaitu 23 mg/l pada sedimen dikategorikan perairan yang telah tercemar logam berat Pb