Pengujian Efisiensi Pasar Dan Tingkat Konvergensi Harga Komoditas Kopi Arabika Dan Kopi Robusta (Studi Kasus Pada Pasar Komoditas Beriangka Di Lndonesia)

Pergerakan harga yang terjadi pada komoditas kopi Arabika dan kopi Robusta menyebabkan adanya risiko ketidakpastian khususnya bagi para petani. Oleh sebab itu, adanya transaksi kontrak berjangka diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi terjadinya risiko kerugian dari adanya ketidakpastian harga di masa yang akan datang. Selain untuk mengurangi risiko, para pelaku melakukan transaksi kontrak berjangka untuk memperoleh keuntungan melalui perbedaan harga pada pasar spot dan pasar berjangka. Sehingga tujuan dari penelitian ini agar para pelaku pasar memahami mekanisme harga yang terbentuk melalui pembuktian ada/tidaknya efisiensi pasar dan risk premium, tingkat konvergensi harga yang terjadi serta implikasinya. Penelitian ini berfokus pada harga spot dan harga future komoditas kopi Arabika dan kopi Robusta yang diperjualbelikan di Jakarta Future Exchange pada periode 2013-2015. Adapun metodologi yang dipergunakan antara lain dengan melakukan tes stasioneritas data berupa uji akar unit Augmented Dickey- Fuller (ADF) dan uji akar unit Philip-Perron (PP), pengujian kointegrasi Johansen, pengujian terhadap Error Corection Model (ECM) serta pengujian tingkat konvergensi harga. Hasil penelitian menyatakan bahwa data telah stasioner sehingga dapat digunakan untuk melakukan pengujian kointegrasi. Melalui uji kointegrasi Johansen, terdapat hubungan kointegrasi antara pasar spot dan pasar berjangka komoditas kopi Arabika dan kopi Robusta di Indonesia. Dengan menggunakan model koreksi kesalahan (ECM), didapati bahwa pasar berjangka komoditas kopi Robusta dan kopi Arabika di Indonesia merupakan pasar yang efisien dan mengandung risk premium. Pengujian tingkat konvergensi harga menunjukkan bahwa pasar berjangka komoditas kopi Arabika dan kopi Robusta di Indonesia memiliki tingkat konvergensi yang cepat. Implikasinya, para pelaku pasar atau investor tetap memilih melakukan kegiatan lindung nilai karena utilitas kontrak berjangka sebagai alat lindung nilai sudah efektif