Analisis Konvergensi Pengeluaran Pemerintah dan Pendapatan Asli Daerah di Jawa Timur (Pendekatan Data Panel Spasial)

Kesenjangan fiskal antar daerah merupakan isu strategis nasional terutama pada masa desentralisasi. Dampak dari Kesenjangan ini bisa menimbulkan kesenjangan pada output yang dihasilkan serta timpangnya penyediaan akses pelayanan public bagi masyarakat. Penyebab ketimpangan fiskal ini adalah factor sumber daya alam dan polarisasi perekonomian. Jawa Timur masih mengalami kesenjangan fiskal yang cukup tinggi antar daerah walaupun dalam peringkat alokasi DAU dari APBN Jawa Timur selalu paling tinggi. Wilayah perkotaan hampir semua memiliki APBD per kapita yang tinggi diatas rata – rata Jawa Timur yang berimplikasi pada kemudahan kepada akses pelayanan publik. Sedangkan daerah kabupaten hanya beberapa yang memiliki APBD per kapita diatas rata – rata Jawa Timur. penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa isu : 1) Apakah terjadi proses konvergensi pada pengeluaran pemerintah dan PAD antar pemerintah kabupaten kota di Jawa Timur, 2) dampak dari kebijakan dana perimbangan terhadap pertumbuhan dan proses konvergensi pengeluaran pemerintah dan PAD di Jawa Timur dan 3) adanya interaksi kebijakan fiskal antar kabupaten kota di Jawa Timur. Secara konseptual konvergensi pada kebijakan fiskal dapat terjadi jika ada konvergensi perekonomian/pendapatan masyarakat. penelitian ini menganalisis konvergensi pengeluaran pemerintah dan PAD dengan menggunakan metode analisis konvergensi sigma, konvergensi beta absolute, dan konvergensi beta bersyarat/kondisional serta menggunakan data panel spasial antara tahun 2006 – 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2006 – 2014 terjadi konvergensi sigma, konvergensi beta absolute, maupun konvergensi beta bersyarat / kondisional menunjukkan bahwa di Jawa Timur terjadi konvergensi kebijakan fiskal (Pengeluaran Total dan PAD) yang berarti daerah – daerah dengan pengeluaran pemerintah dan PAD yang rendah tumbuh lebih tinggi daripada daerah dengan dengan tingkat pengeluaran pemerintah dan PAD yang lebih tinggi. selain itu, variabel dana perimbangan menunjukkan pengaruh yang positif baik pada pertumbuhan pengeluaran pemerintah maupun pada pertumbuhan PAD serta mendorong terjadinya konvergensi pada dua kebijakan fiskal tersebut. sedangkan temuan lain adalah tidak terjadinya interaksi antar daerah di Jawa Timur pada kebijakan pengeluaran pemerintah dan PA