Teritori Ruang Hunian pada Permukiman Pluralis Agama di Desa Balun Lamongan

Agama merupakan salah satu keberagaman yang dimiliki Indonesia. Keberagaman agama yang terdapat di Indonesia memiliki nilai pluralisme agama yang cukup tinggi. Sebuah konsep toleransi yang memiliki makna luas menjadi salah satu bentuk keterikatan yang menyatukan bangsa Indonesia, penerimaan perbedaan antar agama beserta cara mereka yang berbeda beda pula namun memiliki satu tujuan yang sama pula. Salah satu desa yang terletak di Kabupaten Lamongan, kecamatan Turi memiliki keunikan kepercayaan masyarakat yang menempati satu kawasan dengan tingkat pluralisme agama yang tinggi, dalam satu kawasan desa memiliki keberagaman agama, bahkan dalam satu keluarga memiliki perbedaan agama pula. Adanya perbedaan dalam memaknai suatu ruang hunian perlu diklasifikasikan berdasarkan teritori ruang yang membentuk ruang pluralis, sehingga dapat diidentifikasi karakteristik ruang pluralis mulai dari privat hingga publik. Penelitian ini diupayakan sebagai sebuah penemuan tentang teritori ruang hunian yang terbentuk berdasarkan aktivitas pengguna hunian pluralis agama, hal demikian bertujuan guna menunjukan bahwa negara Indonesia dengan karya arsitektur tradisional yang memiliki nilai toleransi dalam membentuk ruang aktivitas di dalamnya. Penelitian ini berupa penelitian kualitatif dengan metode pendekatan studi fenomenologi yang bersifat deskriptif dengan penerapan riset fenomenologis yang dilakukan dengan fenomenologi transendental. Hasil yang di dapatkan berupa Konsep ruang hunian yang menunjukan adanya konsep centralisasi dimana konsep centralisasi ditunjukan dari adanya pusat ruang yang dijadikan ruang pluralis dalam berbagai aktivitas bersama, baik itu seagama maupun multi agama