Analisis Kerentanan Wilayah Terhadap Gempabumi di Daerah Endapan Aluvium Kabupaten Kulon Progo

Telah dilakukan penelitian tingkat kerentanan wilayah terhadap gempabumi di daerah endapan aluvium Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan tingkat kerentanan sosial terhadap gempabumi, tingkat kerentanan seismik terhadap gempabumi, dan tingkat risiko bencanagempabumi pada area pemukiman daerah penelitian berdasarkan korelasi nilai indeks kerentanan seismik dan kepadatan penduduknya. Pengambilan data mikrotremor dilakukan pada 13 titik lokasi dengan spasi 4 km menggunakan Seismograf TDL 303S. Data dianalisis menggunakan metode Horizontal-to-Vertical-Spectral-Ratio (HVSR) sehingga diperoleh nilai frekuensi dominan dan faktor amplifikasi di setiap titik pengukuran. Hasil dari analisis mikrotremor digunakan untuk menentukan nilai ketebalan sedimen dan Indeks Kerentanan Seismik ("Kg" ). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa daerah penelitian didominasi oleh tingkat kerentanan seismik tinggi yang ditunjukkan oleh nilai frekuensi dominan rendah ("0.89 Hz–9.82 Hz" ), faktor amplifikasi tinggi ("2.33–5.95" ), nilai ketebalan sedimen tinggi ("5.17 m–106.75 m" ), dan nilai indeks kerentanan seismik tinggi ("0.53×" 〖"10" 〗^"-6" "s" ^"2" ⁄"cm" " – 50.47×" 〖"10" 〗^"-6" " " "s" ^"2" ⁄"cm" ). Tingkat kerentanan seismik tertinggi terdapat di kecamatan Wates, Panjatan, dan Pengasih.Tingkat kerentanan sosial ditinjau dari kepadatan penduduk dimana kerentanan sosial tertinggi terdapat di kecamatan Wates. Berdasarkan korelasi Indeks Kerentanan Seismik ("Kg" )dan kepadatan penduduk yang menggunakan metode scoring, diperoleh tiga kelas risiko bencanagempabumi dimana risiko bencana tertinggi terdapat di pemukiman kecamatan Wates