Studi Paparan Hormon Inhibin B Terhadap Profil Hormon Testosteron dan Jumlah Sel Leydig pada Rattus norvegicus

Sistem reproduksi pada pria merupakan target yang potensial untuk perkembangan obat kontrasepsi baru. Salah satu target dalam kontrasepsi pria adalah mengganggu produksi spermatozoa, tetapi tidak mempengaruhi maskulinitas dan libido pria. Inhibin B merupakan hormon polipeptida gonadal dimerik yang diproduksi oleh sel Sertoli dan secara selektif menghambat sekresi FSH melalui mekanisme umpan balik negatif, sehingga diharapkan dari mekanisme tersebut dapat mengganggu proses spermatogenesis tanpa menganggu produksi testosteron. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh paparan inhibin B pada tikus (Rattus norvegicus) jantan terhadap profil hormon testosteron dan jumlah sel Leydig. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus diinjeksi dengan inhibin B secara Intra Muscular setiap 12 hari dan diulang sebanyak lima kali, kemudian tikus dibedah dan diambil testis dan darahnya. Testis digunakan untuk preparat dengan pewarnaan Hematoxylin- Eosin untuk menghitung jumlah rerata sel Leydig dan serum diambil dari darah untuk pengukuran kadar testosteron. Perlakuan pemberian inhibin B pada tikus tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap rata-rata jumlah sel Leydig pada testis. Rata-rata jumlah sel Leydig pada perlakuan inhibin B sebanyak 22.53 ± 0.50, sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 23.07 ± 0.81. Kadar testosterone pada serum tikus perlakuan inhibin B tidak menunjukkan perbedaan signifikan dengan kelompok kontrol, dengan kadar testosterone pada kelompok perlakuan inhibin B adalah 2.339 ± 0.053 ng/mL, sedangkan kadar testosterone pada kelompok kontrol adalah 2.399 ± 0.074 ng/mL