Studi Penggunaan Air PDAM Dan Mg Pada Ekstraksi Garam Larut Air Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku Keramik

Lumpur Lapindo berpotensi sebagai bahan baku keramik, karena kandungan silikat dan aluminat. Namun kandungan natrium dan kalium menyebabkan rendahnya kualitas keramik yang dihasilkan dari lumpur Lapindo. Pada penelitian ini penentuan tahapan optimum ekstraksi dengan menggunakan pelarut air PDAM untuk mengurangi konsentrasi natrium dan kalium dalam lumpur dan jumlah minimum magnesium yang ditambahkan ke dalam pelarut, dalam tiga macam variasi untuk mengendapkan koloid yang timbul dalam tahap ekstraksi tertentu. Perlakuan tersebut akan meningkatkan jumlah magnesium dalam lumpur sehingga kualitas keramik yang dihasilkan akan semakin meningkat pula. Bahan keramik yang diperoleh dari hasil penelitian ini diuji kandungan magnesium, natrium, kalium, besi, dan silikon sebagai oksidanya, densitas, dan ketahanannya terhadap larutan asam kuat dan basa kuat. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa jumlah optimum tahapan ekstraksi sebanyak enam kali dan jumlah minimum magnesium yang ditambahkan sebanyak 1,0%. Bahan keramik yang diperoleh dari hasil ekstraksi dengan penambahan magnesium sebanyak 1,0% mengandung jumlah natrium dan kalium yang minimum, namun mengandung jumlah magnesium yang terbanyak dibandingkan hasil perlakuan ekstraksi yang lain. Densitas yang diperoleh dari berbagai perlakuan memberikan hasil yang tidak berbeda secara signifikan, sedangkan dari pengujian ketahanan dalam larutan asam kuat dan basa kua