Perbandingan Model Semivariogram Circular, Rational Quadratic Dan Pentaspherical Pada Metode Interpolasi Ordinary Kriging

Interpolasi spasial adalah suatu cara untuk menduga nilai di suatu lokasi tertentu yang tidak diketahui melalui nilai di lokasi-lokasi sekitarnya yang sudah diketahui nilainya. Salah satu metode interpolasi spasial yang sering digunakan adalah kriging. Metode kriging memperhitungkan hubungan spasial dengan menggunakan semivariogram. Beberapa model semivariogram dalam metode kriging, di antaranya model circular, pentaspherical, dan rational quadratic. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan model semivariogram mana yang memberikan nilai RMSE terkecil untuk interpolasi data spasial rata-rata curah hujan tahunan di Malang Raya dan melakukan interpolasi ordinary kriging menggunakan model semivariogram terbaik. Model Pentaspherical menjadi model yang terbaik untuk interpolasi ordinary kriging pada data rata-rata curah hujan tahunan dari tahun 2000-2008 di Malang Raya. Hasil interpolasi ordinary kriging dengan menggunakan model pentaspherical yaitu daerah yang memiliki rata-rata curah hujan tahunan yang sangat tinggi adalah di sekitar stasiun curah hujan Jombok, Ngantang, Wagir dan Sukun. Sedangkan daerah yang memiliki rata-rata curah hujan tahunan yang sangat rendah adalah daerah disekitar Kalipare, Pagak, Sumberpucung, Karangploso dan Singosari. Prediksi nilai rata-rata curah hujan tahunan tertinggi sebesar 2511.2 mm sedangkan nilai rata-rata curah hujan tahunan terendah sebesar 1654.52 mm