Pengaruh Banyaknya Unit Cross Sectional Terhadap Pemilihan Model Efek Tetap dan Model Efek Acak pada Model Komponen Satu Arah

Salah satu model regresi panel adalah model dengan slope konstan dan intersep bervariasi. Variasi intersep bisa terjadi pada salah satu unit pengamatan atau slope konstan dan intersep bervariasi pada unit cross sectional saja disebut model komponen satu arah. Pembentukan model regresi pada data panel dapat dilakukan dengan pendekatan Model Efek Tetap (MET) dan Model Efek Acak (MEA). Perbedaan pengaruh dari unit cross sectional pada MET tercermin dari intersep yang berbeda-beda pada unit yang bersangkutan yang diduga dalam model. Pada MEA, pengaruh dari unit cross sectional dimasukkan dalam komponen galat. Pendugaan parameter dalam MET satu arah dilakukan dengan L east Square Dummy Variable (LSDV). Pendugaan parameter MEA dilakukan dengan Generalized Least Square (GLS) jika komponen ragam galat diketahui dan Feasible Generalized Least Square (FGLS) jika komponen ragam galat tidak diketahui. Pada penelitian ini akan dipelajari bagaimana pengaruh banyaknya unit cross sectional pada pemilihan MET atau MEA yang dibentuk dengan teknik yang berbeda pada model komponen satu arah, dilihat dari hasil uji Hausman dan besarnya R2. Dari penelitian diperoleh hasil jika banyaknya unit cross sectional (N) lebih besar dari 65, uji Hausman cenderung menolak H0 yang berarti bahwa MET lebih layak digunakan, hal tersebut juga didukung oleh nilai R2 adj MET yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan R2 adj MEA