Pengaruh ketebalan membran kitosan urikase Amobil pada pembuatan biosensor asam urat

Biosensor asam urat dapat dirancang dengan melapisi permukaan elektroda gelas menggunakan urikase yang diamobilisasi pada membran kitosan melalui adsorpsi fisik. Urikase akan mengoksidasi asam urat membentuk alantoin, H 2O2, dan CO2. Hasil CO2 akan terlarut dalam H2O membentuk H3O + yang akan menghasilkan potensial sel. Potensial berhubungan dengan kinerja biosensor. Jumlah CO2 yang dihasilkan dipengaruhi jumlah urikase amobil. Jumlah urikase amobil dapat ditingkatkan dengan memperbesar ketebalan membran kitosan, tetapi peningkatan ketebalan membran kitosan dapat memperlambat analit yang berdifusi ke permukaan membran gelas. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai pengaruh ketebalan membran kitosan terhadap kinerja biosensor asam urat. Kinerja biosensor asam urat ditunjukkan oleh bilangan Nernst, kisaran konsentrasi, batas deteksi, dan waktu respon pada ketebalan membran kitosan 8,4 μm; 10,5 μm; 11,5 μm; 13 μm; dan 14 μm dengan konsentrasi asam urat 5; 10; 15; 20; dan 25 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja biosensor asam urat optimum dicapai pada ketebalan membran kitosan 10,5 μm dengan bilangan Nernst sebesar 28,8 mV/dekade, kisaran konsentrasi asam urat yang dapat diukur adalah 10 ppm hingga 25 ppm, batas deteksi sebesar 9,98 ppm, dan waktu respon biosensor adalah 270 detik