Potensi konsorsium bakteri selulolitik dan bakteri pemfiksasi nitrogen dalam pengomposan jerami padi dan serasah

Limbah jerami padi dan serasah memiliki kandungan selulosa yang tinggi sehingga sulit didegradasi dan kurang dimanfaatkan. Pengomposan merupakan salah satu usaha untuk mengatasi permasalahan limbah tersebut. Pengomposan secara alami membutuhkan waktu lama. Penambahan bakteri selulolitik dapat memperpendek masa pengomposan dari 4-5 bulan menjadi 1-2 bulan. Selain itu penambahan bakteri pemfiksasi nitrogen dapat memperkaya kandungan nitrogen pada kompos. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi konsorsium bakteri selulolitik dan bakteri pemfiksasi nitrogen dalam mendekomposisi jerami padi dan serasah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah kerapatan sel konsorsium bakteri selulolitik dan Azotobacter beijerinckii atau Azotobacter vinelandii dan faktor kedua adalah lama inkubasi (0, 7, 14, 21 hari). Parameter yang diamati meliputi kerapatan bakteri selulolitik, kerapatan bakteri pemfiksasi nitrogen, suhu, pH, rasio C/N dan konsentrasi ammonium. Setelah inkubasi selama 21 hari, didapatkan kompos matang dengan karakteristik warna menjadi coklat kehitaman, bau seperti tanah, suhu turun menjadi 29 °C hingga 30 °C, dan rasio C/N kurang dari 20. Kerapatan sel bakteri selulolitik tertinggi pada media CMC-NFMM sebesar 3.0x108 CFU/ml, diperoleh dari perlakuan penambahan konsorsium bakteri selulolitik dan Azotobacter beijerinckii (30 ml) sedangkan kerapatan sel bakteri pemfiksasi nitrogen pada media Glucose-NFMM sebesar 2.0x109 CFU/ml diperoleh dari perlakuan penambahan konsorsium bakteri selulolitik dan Azotobacter vinnelandii (30 ml) , keduanya diperoleh pada hari ke-14 inkubasi. Rasio C/N berkisar antara 13-15. Kadar ammonium tertinggi (2-3 mg/L) diperoleh pada perlakuan penambahan konsorsium bakteri selulolitik dan Azotobacter beijerinckii serta penambahan konsorsium bakteri selulolitik dan Azotobacter vinelandii (30 ml), pada hari ke-21 inkubasi