Manajemen Risiko Pemasaran Yoghurt Drink Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus Di CV Brawijaya Dairy Industry, Batu)

CV Brawijaya Dairy Industry adalah perusahaan yang memproduksi yoghurt dan keju mozzarella. Dalam memasarkan yoghurt drink, CV Brawijaya Dairy Industry dihadapkan pada risiko pemasaran yang mempengaruhi penerimaan perusahaan dan keberlanjutan hidup perusahaan. Keputusan yang tepat dapat diambil sehingga risiko yang dihadapi perusahaan dapat dihindari atau dikurangi. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang harus diprioritaskan serta mengkaji strategi penanganan risiko yang sebaiknya dilakukan. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode FMEA digunakan untuk mengukur risiko dan AHP digunakan untuk menentukan strategi penanganan risiko. Hasil perhitungan menggunakan metode FMEA didapatkan 3 risiko kritis dari 9 risiko yang telah teridentifikasi. Risiko tersebut memiliki nilai RPN tertinggi meliputi risiko banyak munculnya pesaing baru (60), keterbatasan wilayah penjualan (50), dan konsumen yang kurang mengenal produk (40). Hasil perhitungan menggunakan metode AHP dapat merumuskan tujuan manajemen risiko pemasaran dengan prioritas tertinggi yaitu meminimalkan potensi risiko (0,567), meningkatkan penjualan produk (0,357) dan mempertahankan eksistensi perusahaan (0,076). Aktor/pelaku yang paling berperan dalam manajemen risiko pemasaran adalah perusahaan (0,651), retailer (0,209), dan konsumen (0,140). Risiko yang paling berkaitan dengan aktor/pelaku dengan prioritas tertinggi adalah keterbatasan wilayah penjualan (0,444), konsumen yang kurang mengenal produk (0,403), dan banyak munculnya pesaing baru (0,153). Alternatif strategi penanganan risiko dengan prioritas tertinggi adalah meningkatkan promosi (0,254), penetrasi pasar baru (0,244), penguatan legal standing (0,174), menambah tenaga kerja,(0,111), memperbaiki sistem penjualan (0,100), memperbaiki harga dan kualitas (0,067) dan memperbaiki sistem transportasi (0,050)