Uji Antibakteri Minyak Atsiri Kulit Buah, Daun dan Ranting Jeruk Purut Terhadap Bacillus cereus.

Minyak atsiri jeruk purut (Citrus hystrix DC) yang berasal dari daun, kulit buah dan ranting memiliki beberapa senyawa seperti sitronelal, sitronelol dan linalol, limonen dan β-pinen yang merupakan golongan senyawa monoterpen. Monoterpen memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena sifatnya yang dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, salah satunya yaitu sebagai antibakteri. Salah satu bakteri patogen penyebab keracunan pangan adalah bakteri Bacillus cereus dengan dua tipe gejala yang diakibatkannya, yaitu tipe emetik dan tipe diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya interaksi antar faktor sumber minyak jeruk purut dan konsentrasi dalam menghambat pertumbuhan B.cereus dan mengetahui minyak mana yang paling baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan nilai konsentrasi terendah. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu sumber minyak atsiri jeruk purut terdiri dari 3 level (daun, kulit buah, ranting). Faktor kedua yaitu konsentrasi terdiri dari 3 level (100, 300, 500 µL/mL) dengan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Jika Hasil yang didapatkan signifikan, akan diuji lanjut dengan menggunakan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara faktor sumber minyak dengan konsentrasi, dimana hasil terbaik adalah minyak kulit buah jeruk purut pada konsentrasi 500 µl/ml dengan diameter zona hambat yang terbentuk sebesar 14,327 mm. Minyak kulit buah jeruk purut merupakan minyak yang yang paling baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri B.cereus pada nilai konsentrasi hambat minimum 3,12 µl/ml dengan persen penghambatan bakteri sebesar 97,04%. Pada penelitian ini minyak yang paling baik dalam menghambat pertumbuhan B.cereus adalah minyak jeruk yang berasal dari kulit buah jeruk puru