Ekstraksi Antosianin Pada Kulit Ubi Jalar Ungu Dengan Metode Ultrasonic Assisted Extraction (Kajian Konsentrasi Pelarut dan Lama Ekstraksi

Indonesia merupakan negara penghasil ubi jalar (Ipomoea batatas) nomor empat di dunia sejak tahun 1968.Pada umumnya ubi jalar hanya dikonsumsi dagingnya sehingga kulitnya dibiarkan terbuang begitu saja sehingga dapat mencemari lingkungan karena terjadi penumpukan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah tersebut adalah dengan memanfaatkan kulit ubi jalar ungu tersebut dengan cara ekstraksi kandungan antosianin yang ada di dalamnya. Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Ultrasonic Assisted Extraction.Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor perlakuan yaitu perbedaan kosentrasi pelarut yaitu etanol (70%, 80%, dan 96%) yang masing-masing akan di asamkan dengan HCl 1% (85:15) dan faktor kedua yaitu lama ekstraksi (10 menit dan 20 menit) dengan pengulangan 3 kali sehingga didapatkan 18 satuan percobaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kandungan antosianin tertinggi sebesar 162,98 mg/100 gram yang diekstraksi dengan konsentrasi pelarut etanol 96% yang diasamkan dengan HCl 0,1% selama 20 menit. Ekstrak antosianin dapat stabil pada pH asam kuat yaitu 3 dan lama pemanasan 60º C.Indonesia merupakan negara penghasil ubi jalar (Ipomoea batatas) nomor empat di dunia sejak tahun 1968.Pada umumnya ubi jalar hanya dikonsumsi dagingnya sehingga kulitnya dibiarkan terbuang begitu saja sehingga dapat mencemari lingkungan karena terjadi penumpukan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah tersebut adalah dengan memanfaatkan kulit ubi jalar ungu tersebut dengan cara ekstraksi kandungan antosianin yang ada di dalamnya. Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Ultrasonic Assisted Extraction.Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor perlakuan yaitu perbedaan kosentrasi pelarut yaitu etanol (70%, 80%, dan 96%) yang masing-masing akan di asamkan dengan HCl 1% (85:15) dan faktor kedua yaitu lama ekstraksi (10 menit dan 20 menit) dengan pengulangan 3 kali sehingga didapatkan 18 satuan percobaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kandungan antosianin tertinggi sebesar 162,98 mg/100 gram yang diekstraksi dengan konsentrasi pelarut etanol 96% yang diasamkan dengan HCl 0,1% selama 20 menit. Ekstrak antosianin dapat stabil pada pH asam kuat yaitu 3 dan lama pemanasan 60º C