Identifikasi Tingkat Kekritisan Lahan Secara Spasial Di Kabupaten Jombang

Pemanfaatan lahan sebagai salah satu sumber daya alam untuk pemenuhan kebutuhan berbagai pihak yang terkait. Lahan merupakan unsur utama dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan akan menyebabkan kemampuan lahan terganggu atau disebut lahan kritis. Lahan kritis merupakan lahan yang telah mengalami penurunan produktivitas tanah yang disebabkan hilangnya tanah lapisan atas. Penurunan hasil produksi suatu lahan, daya serap tanah terhadap air menurun, penurunan kesuburan tanah dan daya dukung lahan juga menurun. Beberapa hal tersebut merupakan dampak negatif dari lahan kritis. Masalah kekritisan lahan perlu adanya penanganan yang lebih lanjut dengan mengetahui laju erosi lahan yang terjadi, mengidentifikasi tingkat kekritian lahan, serta adanya pengaruh dari lahan kritis terhadap rencana tata ruang dan wilayah. Metode yang digunakan merupakan metode analisa spasial. Data spasial yang diperoleh berdasarkan analisa spasial dari hasil overlay yaitu penggabungan dua atau viii lebih data grafis (peta), untuk memperoleh data grafis baru (peta baru) yang memiliki satuan pemetaan (unit pemetaan) baru. Parameter yang mempengaruhi besarnya lahan kritis salah satunya adalah laju erosi. Hasil perhitungan dan analisa didapatkan besarnya nilai laju erosi di kabupaten Jombang bervariasi berkisar antara 0 – 3871,49 ton/ha/tahun. Luas daerah laju erosi di Kabupaten Jombang paling besar adalah 33717,77 Ha. Nilai laju erosi tersebut masih tergolong dalam laju erosi kelas kecil. Luas laju erosi yang terkecil dalam kelas berat yaitu sekitar 9027,353 Ha. Besarnya tingkat kekritisan lahan di Kabupaten Jombang pada Kawasan di Luar Kawasan Hutan dan Kawasan Budidaya Pertanian untuk kelas sangat kritis 2, 42 Ha dan 2,22 Ha. Luas Kawasan di Luar Kawasan Hutan pada kelas agak kritis mendominasi pada kabupaten Jombang yakni 65909,31 Ha. Untuk wilayah kawasan Budidaya Pertanian yang mendominasi pada kelas potensial kritis yakni seluas 52533,34 Ha