Analisis Pengendalian Kualitas Pada Proses Produksi Keripik Buah Nangka Dengan Metode Six Sigma (Studi Kasus Di Ud. Sabar Jaya, Kab. Malang)

Nangka merupakan salah satu jenis buah tropis yang terkenal di dunia termasuk di Indonesia. Pohon nangka dapat tumbuh hampir di setiap daerah nusantara. Buah nangka memiliki sifat musiman, mudah rusak (perishable), dan umur simpan singkat sehingga perlu diolah lebih lanjut menjadi keripik buah. UD Sabar Jaya merupakan salah satu produsen keripik nangka di Malang. Pada proses produksi keripik nangka masih terdapat yaitu bentuk keripik nangka yang tidak utuh/remuk sebesar 74,5% dari seluruh jenis cacat tahun 2014. Pengendalian kualitas merupakan salah satu kegiatan yang sangat erat kaitannya dengan produksi, sehingga perlu pemeriksaan dan pengujian kualitas produk. Metode six sigma dianggap sebagai proses lanjutan pengendalian kualitas untuk meningkatkan kualitas produk agar memberi keuntungan lebih baik. Keunggulan metode ini dibanding metode lainnya yaitu dapat meningkatkkan produktivitas rata-rata, menurunkan biaya akibat banyak kegagalan mencapai kualitas dan penghematan biaya manufacturing. Karena itu, metode six sigma dipilih sebagai alat pengendalian kualitas produksi keripik buah nangka di UD Sabar Jaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai sigma produksi, faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya cacat produk, prioritas usulan perbaikan, dan hasil perbandingan kualitas keripik dari buah nangka Semarang dengan buah nangka Malang. Produksi UD. Sabar Jaya memiliki nilai sigma 2,05. Nilai sigma tersebut dianggap sudah baik bagi perusahaan di Indonesia karena mencapai nilai 2 sigma. Faktor-faktor penyebab kecacatan bentuk tidak utuh/remuk keripik buah nangka dengan yaitu mesin, material, manusia dan metode. viii Berdasarkan metode FMEA (Failure Modes and Effect Analysis), perbaikan utama yang diusulkan yaitu dengan mensetting ulang sesuai standar mesin spinner yang telah dimodifikasi kecepatannya agar hasil produksi optimal. Penyusunan SOP pengoperasian mesin spinner dan pemilihan bahan baku yang tepat juga perlu diperhatikan untuk mengurangi jumlah remukan pada produk akhir. Kualitas hasil keripik buah nangka Semarang secara visual baik namun buah nangka Malang lebih baik dari segi keutuhan bentuk, sehingga dapat dijadikan alternatif bahan baku. Penggunaan mesin spinner yang sesuai standar diperkirakan juga dapat meningkatkan keuntungan finansial