Pengaruh Pemberian Semut Jepang (Ulomoides Dermestoides) Terhadap Profil Lipid Dan Kadar Malondialdehid (Mda) Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Strain Wistar Jantan Diabetes Yang Diinduksi Aloksan

Penyakit diabetes mellitus terus menjadi masalah kesehatan karena penderitanya terus meningkat dari tahun ketahun. Diabetes mellitus disebabkan kekurangan hormon insulin yang menyebabkan glukosa tertumbuk didalam darah (hiperglikemia). Hiperglikemia timbul karena penyerapan glukosa dalam sel terhambat serta metabolismenya terganggu. Selain hiperglikemia kondisi yang paling umum pada diabetes mellitus adalah dislipidemia yaitu abnormalitas metabolisme lemak. Hal ini disebabkan karena glukosa dalam tubuh tidak dapat digunakan sebagai sumber energi sehingga energi kurang terpenuhi dari proses pemecahan lemak (lipolisis). Aktivitas lipolisis yang tidak terkendali menyebabkan tingginya kadar asam lemak bebas, trigliserida (hipertrigliseridamia) dan kolesterol (hiperkolesterolemia) yang dapat memicu resiko komplikasi kardiovaskuler seperti hipertensi, serangan jantung, atherosklerosis. Hiperglikemia juga dapat mengakibatkan peningkatan radikal bebas di dalam sel dan menyebabkan stres oksidatif. Semut Jepang diasumsikan masyarakat dapat menurunkan diabetes dan kolesterol ini juga mengandung senyawa antioksidan golongan kuionon yang dapat menguraikan dapat stres oksidatif pada penderita diabetes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Semut Jepang (Ulomoides dermestoides) terhadap profil lipid dan kadar MDA tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar jantan diabetes yang diinduksi Aloksan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan tersarang (Nested design) dengan 2 faktor. Faktor I yaitu kelompok tikus yang terdiri dari 4 level yaitu, kelompok pemberian diet normal (kontrol negatif) (P0), kelompok pemberian diet normal + induksi aloksan 120 mg/g BB (Kontrol Positif) (P1), kelompok pemberian diet normal + induksi 2ml Semut jepang (P2), kelompok pemberian diet normal + induksi aloksan 120 mg/g BB + induksi 2ml Semut jepang (P3). Faktor II yaitu waktu pengukuran Profil lipid yaitu minggu ke-2 (A1) dan minggu ke-4 (A2). Sedangkan untuk pengukuran kadar MDA menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Post test only control group design). Data yang didapat dianalisa menggunakan ragam ANOVA (Analysis of Varians), kemudian apabila terdapat perbedaan dilakukan uji lanjut DMRT dengan selang kepercayaan 99% (α=0,01). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan penurunan kadar total kolesterol masing-masing perlakuan 33,79% (P2), 14,25% (P3), dan kenaikan 3,32% (P0) dan 40,45% (P1). Penurunan pada kadar trigliserida sebesar 22,78% (P2), 32,73% (P3), dan kenaikan 18,97% (P0), dan 9,55% (P1). Penurunan kadar LDL sebesar 2,77% (P0), 15,25% (P2), 24,18 (P3) dan kenaikan 38,31% (P1). Ditemukan adanya perbedaan kadar profil lipid minggu kedua dan minggu keempat. Pada pengukuran kadar MDA diperoleh hasil rata-rata tiap kelompok perlakuan, yaitu P0 sebesar 1012±55 ng/mL, P1 sebesar 1084±48,3 ng/mL, P2 sebesar 968±64,7 ng/mL, dan P3 sebesar 1052±54,9 ng/mL