Sintesis Glukosamin Dari Residu Gula Biji Buah Siwalan (Borassus Flabellifer L.) (Kajian Konsentrasi Prekursor Dan Lama Perendaman)

Siwalan merupakan salah satu jenis palma yang dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit perut, obat pereda nyeri, obat pencahar. Analisis ekstrak metanol tepung biji siwalan dengan 1H-NMR dan 13C-NMR menunjukkan adanya residu β-pyranosyl yang identik dengan glukosamin. Glukosamin (C6H13NO5) berfungsi untuk pengawetan kartilago, menghilangkan nyeri pada arthritis. Sintesis glukosamin perlu penambahan prekursor garam ammonium berpotensi dalam pengikatan gugus amina terhadap glukosa membentuk glukosamin. Lama perendaman garam amonium mempengaruhi penguraian reaksi dalam pengikatan glukosa membentuk senyawa glukosamin. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi prekursor dan lama perendaman terhadap ekstrak glukosamin yang dihasilkan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor masing-masing 3 level. Hasil penelitian menunjukkan kadar glukosamin residu gula biji buah siawalan tertinggi diperoleh dari konsentrasi prekursor amonium sulfat 3 M dan lama perendaman 10 jam yaitu 1809,5 ppm. pH glukosamin terbaik pada konsentrasi prekursor amonium sulfat 4 M dan lama perendaman 18 jam yaitu 5,89. Ekstrak glukosamin tidak larut dalam metanol, tetapi larut dalam air. Rendemen glukosamin tidak berbeda nyata antar perlakuan. Perlakuan terbaik didapatkan dari konsentrasi prekursor 3 M dengan lama perendaman 10 jam. Uji kualitatif dengan KLT didapatkan nilai retention factor (Rf) hampir sama antara ekstrak glukosamin dan standar yaitu 0,875 dan 0,8875