Pewarna Alami Kulit Kopi Robusta (Coffea Canephora) Pada Kain Katun dan Sutera Dengan Bahan Fiksasi Tawas, Kapur dan Tunjung.

Kulit kopi robusta yang menjadi limbah dari hasil produksi kopi, dapat dimanfaatkan sebagai sumber pewarna alami. Kulit kopi robusta memiliki senyawa tanin yang dapat menghasilkan warna coklat muda hingga tua. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan jenis kain dan jenis bahan fiksator terhadap uji intensitas warna, ketahanan luntur dan uji ketuaan dan kerataan warna pada pewarna alami kulit kopi robusta. Metode penelitian menggunakan RAK dengan dua faktor, pertama adalah jenis kain yaitu kain katun dan kain sutera, faktor kedua adalah jenis fiksator yaitu tawas, kapur dan tunjung. Hasil perlakuan terbaik menggunakan Multiple Attribute, yaitu pada perlakuan fiksator kapur kain sutera dengan rerata nilai intensitas warna yaitu nilai intensitas warna merah 18,7; intensitas warna kuning 27,83; tingkat kecerahan 38,3; perbedaan warna (ΔE) 20,57 (pengaruh besar), artinya proses fiksasi atau penguncian warna memberikan pengaruh besar terhadap nilai intensitas warna (a*, b* dan L*). Rerata nilai uji ketahanan luntur warna terhadap gosokan kering dan basah menunjukkan nilai penodaan warna cukup baik dan kurang. Rerata uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian nilai skala abu-abu dan staining scale (penodaan warna) cukup baik. Hasil uji penerimaan terhadap ketuaan produsen memberikan nilai coklat pada kain katun fiksasi kapur. Skor parameter kerataan warna, produsen memberikan nilai rata kain sutera fiksasi tawas kapur dan tunjung, sedangkan pada kain katun produsen memberikan nilai rata fiksasi kapur. Hasil perlakuan terbaik yang diterapkan pada kain sutera batik tulis dengan fiksator kapur menghasilkan kain batik tulis berwarna coklat tua dengan motif yang jelas