Pengaruh Lama Ekstraksi dan Konsentrasi Pelarut Etanol Terhadap Ekstraksi Kulit Jeruk Purut (Citrus Hystrix D.C.) dengan Metode Microwave Assisted Extraction (MAE

Jeruk purut (Citrus hystrix D.C.) termasuk suku Rutaceae yang banyak ditanam di Indonesia. Kulit buahnya tebal dan berwarna hijau mengandung minyak yang dapat meningkatkan nilai ekonomi limbah kulit jeruk purut. Minyak kulit jeruk purut mengandung senyawa sitronellal yaitu sebesar 81,49%, yang berfungsi sebagai obat penenang dan pengusir nyamuk. Metode pengambilan minyak kulit jeruk purut salah satunya yaitu dilakukan dengan ekstraksi menggunakan metode Microwave Assisted Extraction (MAE). Pelarut yang digunakan yaitu etanol karena merupakan pelarut polar dan mempunyai daya serap tinggi terhadap energy gelombang mikro, sehingga senyawa yang terdapat di dalam bahan dapat terekstrak keluar menuju pelarut. Keuntungan ekstarksi ini adalah waktu ekstraksi dan kebutuhan pelarut yang relative rendah dibandingkan ekstraksi konvensional. Proses ekstraksi kulit Jeruk purut dilakukan menggunakan pelarut etanol konsentasi 80% dan 90% dengan waktu ekstraksi 5, 7.5, 10, 12.5 menit. Hasil ekstraksi memberikan karakteristik total rendemen berkisar 17.65%-24.79% dengan pH 5.39-5.61 dan warna yang dihasilkan hijau kehitaman. Kadar minyak yang dapat terekstrak lebih dari 2.5% yaitu berkisar 6.94%-10.58%. Selain itu didapatkan kadar senyawa sitronellal, dengan analisa GC di dalam kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C.) yaitu berkisar 4.08 ppm-9.23pp