Efek Antidiare Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica L.) Terhadap Mencit Jantan (Mus Musculus) yang Diinduksi Bakteri Salmonella typhimurium.

Diare merupakan penyakit infeksi usus yang menjadi masalah kesehatan di negara berkembang termasuk Indonesia. Pengobatan diare perlu diperhatikan terjadinya dehidrasi pada penderita, sehingga diperlukan pengganti cairan. Pengobatan menggunakan obat kimia dapat menimbulkan efek samping, sehingga masyarakat biasanya menggunakan tanaman obat secara empiris sebagai obat diare. Daun beluntas adalah salah satu tanaman obat yang di manfaatkan sebagai obat diare, senyawa aktif yang teridentifikasi dalam daun beluntas yaitu fenol, tanin, alkaloid, steroid dan minyak atsiri, serta memiliki sifat antibakteri penyebab diare. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui efektivitas antidiare ekstrak daun beluntas secara in vivo. Penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama adalah pembuatan ekstrak daun beluntas dengan menggunakan Rancangan Tersarang 2 faktor. Faktor I adalah metode ekstraksi yang terdiri dari 2 level yaitu maserasi dan infusa. Faktor II adalah rasio bahan dengan pelarut yang terdiri dari 3 level yaitu 1:5 (b/v), 1:7,5 (b/v), dan 1:10 (b/v). Tahap kedua pengujian antidiare secara in vivo menggunakan RAL. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok, kelompok 1 (K-) diberi aquades, kelompok 2 (K+) diberi Salmonella typhimurium, kelompok 3 (kontrol obat) diberi Salmonella dan loperamid HCl 0,0102 mg/kg bb, kelompok 4, 5 dan 6 masing masing diberi Salmonella typhimurium dan diberi perlakuan dosis 1, 2, 3, yaitu 150, 300, dan 600 mg/kg bb. Semua perlakuan diberikan secara oral sebanyak 0,4 ml. Analisa data penelitian tahap pertama menggunakan ANOVA dan uji lanjut BNT 5%. Pemilihan perlakuan terbaik dengan metode multiple attribute Zeleny. Data hasil pengamatan penelitian tahap kedua dianalisa secara statistik dengan SPSS 17.0 dengan selang kepercayaan 95%. Data hasil pengamatan menggunakan analisa ragam menunjukkan perlakuan metode ekstraksi dan rasio bahan dengan pelarut menunjukkan perbedaan yang nyata (α=0,05) terhadap kadar tanin, total fenol dan rendemen. Perlakuan terbaik metode multiple attribute yaitu didapatkan kadar tanin kadar tanin, total fenol dan rendemen masing-masing sebesar 80329,581 ppm, 5104,081 ppm GAE, dan 12,89% menggunakan rasio bahan pelarut 1:10 (b/v). Berdasarkan hasil pengamatan Ekstrak daun beluntas memberikan efek antidiare pada dosis 150 dan 300 mg/kgbb, dan pada dosis 600 mg/kg bb memberikan efek yang sebanding dengan loperamid HCl. Hal ini dapat dilihat dari rentang waktu diare yang paling cepat dibandingkan dengan kontrol positif (diare tanpa perlakuan)