Efek Ekstrak Air Daun Cincau Hitam (Mesona palustris BL) sebagai Hepatoprotektor pada Tikus Strain Wistar yang Terinduksi Parasetamol Dosis Hepatotoksik (Kajian Nilai SGOT, SGPT dan Histologi)

Daun cincau hitam (Mesona palustris BL) di Indonesia telah digunakan sebagai obat tradisional dan bahan utama minuman gel cincau hitam. Di cina ekstrak air daun cincau hitam (Mesona procumbens Hemsl) telah diketahui mempunyai aktivitas hepatoprotektif. Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan ekstrak air daun cincau hitam sebagai pelindung terhadap kerusakan hati pada tikus akibat parasetamol dosis hepatotoksik. Penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama adalah proses pengujian aktivitas antioksidan ekstrak air daun cincau hitam (EADCH). Tahap kedua yaitu pengujian In vivo, pada tahap ini 30 ekor tikus strain wistar berumur 8 minggu dibagi menajadi 6 kelompok (n=5) yaitu kelompok 0 (kontrol) yang mendapat perlakuan aquadest (kontrol), kelompok perlakuan (P) I, II, III diberikan EADCH sebanyak 1,5; 3; 4,5 ml/ ekor selama 14 hari dan dilanjutkan pemberian secara bersamaan dengan parasetamol dosis 750 mg/kg BB selama 3 minggu, kelompok perlakuan (P) IV mendapat parasetamol 750 mg/kg BB selama 3 minggu (kontrol positif), dan kelompok perlakuan (P) V diberikan kurkuminoid 50 mg/kg BB selama 14 hari yang dilanjutkan dengan pemberian secara bersamaan parasetamol 750 mg/kg BB selama 3 minggu (kontrol negatif). Sediaan EADCH dapat melindungi hati tikus dari kerusakan akibat pemberiaan parasetamol dosis 750 mg/kg BB. Hal ini didasarkan pada kemampuan EADCH dalam menghasilkan kadar SGOT, SGPT dan jumlah sel nekrosis yang lebih rendah dari pada kelompok kontrol positif. Pratreatment EADCH 4,5 ml /ekor (P3) memiliki aktifitas hepatoprotektif terbaik dari pada P1, P2 dan kontrol positif