Pengaruh Jenis Kemasan Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Kering dan Lama Penundaan Penyulingan Terhadap Rendemen Minyak Nilam

Minyak nilam merupakan salah satu komoditas ekspor yang penting bagi Indonesia. Sekitar 70% pangsa pasar dunia dikuasai oleh minyak nilam Indonesia. Minyak nilam merupakan penghasil devisa terbesar dari ekspor minyak atsiri (Mangun, 2006). Menurut Indiastuti (2007), metode penyulingan yang biasa dipakai petani masih sangat sederhana dan membutuhkan waktu yang lama. Tingginya kuantitas daun nilam kering dan kapasitas mesin penyulingan yang terbatas menyebabkan terjadinya penundaan penyulingan. Hal tersebut menjadi masalah karena perlakuan terhadap daun nilam sebelum disuling dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas minyak nilam. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penanganan bahan yang tepat untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas minyak nilam yang dihasilkan. Selama terjadi penundaan penyulingan, daun nilam disimpan dalam berbagai jenis kemasan untuk mengurangi terjadinya kerusakan. Proses penyimpanan dapat menimbulkan masalah apabila kapasitas ruang penyimpanan yang ada terlalu kecil, sehingga dibutuhkan perencanaan unit penyimpanan yang tepat agar bahan baku yang digunakan dapat tersimpan seluruhnya. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu lama penundaan penyulingan dan jenis kemasan. Faktor lama penundaan penyulingan terdiri 3 level (aras) yaitu 5, 10, dan 15 hari. Faktor jenis kemasan penyimpanan daun nilam kering terdiri dari 2 aras yaitu kertas dan karung goni. Masing-masing level diulang sebanyak 3 kali. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap rendemen, kadar air, total bakteri, dan total jamur. Pengujian dilakukan dengan Analysis of Varian (ANOVA) pada selang kepercayaan 5% kemudian dilanjutkan dengan uji BNT dan uji DMRT, setelah itu dibuat perencanaan unit penyimpanan daun nilam kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penundaan penyulingan berpengaruh signifikan terhadap kadar air, total jamur dan total bakteri sedangkan terhadap rendemen tidak berpengaruh signifikan. Jenis kemasan daun nilam kering dan interaksi antara kedua faktor juga tidak berpengaruh signifikan terhadap semua parameter. Perlakuan terbaik yaitu K2W1 (jenis kemasan karung goni dan lama penundaan penyulingan 5 hari) dengan kadar air, total jamur, total bakteri, dan rendemen masing-masing secara berturut-turut sebesar 38,46%; 7,89 log cfu/gr; 9,53 log cfu/gr; dan 1,24%. Perencanaan unit penyimpanan daun nilam kering dilakukan berdasarkan kapasitas alat, perlakuan terbaik hasil penelitian, dan luas ruang penyimpanan pada unit produksi minyak nilam di Blitar. Kapasitas alat sebesar 600 kg/hari sehingga selama 6 hari kerja dibutuhkan daun nilam kering sebanyak 3600 kg/minggu. Jenis kemasan penyimpanan yang digunakan adalah karung goni. Jumlah karung yang harus disimpan sebanyak 120 karung. Luas ruang penyimpanan sebesar 8,5 m x 4,5 m x 4,5 m. Jadi, karung goni disusun sebanyak 8 buah sesuai dengan panjang ruang penyimpanan dan disusun sebanyak 5 buah sesuai dengan lebar ruang penyimpanan