Analisis Kualitas Sirup Pepino (Solanum Muricatum) Pada Skala Industri Mikro

Buah pepino dikenal dengan nama Solanum muricatum. Buah pepino memiliki kandungan vitamin C sebesar 25,1 mg/100 g buah pepino. Produktivitas buah pepino mencapai 1–1,2 ton/hektar/minggu. Banyaknya potensi dan manfaat yang dimiliki menjadikan buah ini cukup potensial untuk dijadikan sebagai produk olahan pangan yaitu sirup. Pada penelitian ini, dilakukan penambahan karaginan yang berfungsi sebagai pengental dan penstabil sirup pepino. Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui kualitas sirup pepino pada skala industri mikro dibandingkan dengan skala laboratorium, dan mengetahui kebutuhan utilitas serta biaya utilitas produksi sirup. Pada skala laboratorium diproduksi sirup pepino dengan konsentrasi karaginan sebesar 0,20%, 0,40%, 0,60%, dan 0,80%. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 1 faktor, dengan faktor konsentrasi penggunaan karaginan, perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Produk sirup pepino yang diproduksi pada skala industri mikro dipilih berdasarkan penentuan perlakuan terbaik yaitu sirup pepino dengan jumlah karaginan sebesar 0,40%. Hasil kualitas sirup pepino pada skala industri mikro dengan skala laboratorium sama berdasarkan parameter organoleptik, serta tidak berbeda nyata terhadap total padatan terlarut, total gula, dan viskositas, tetapi berbeda nyata pada kadar vitamin C dan sirup pepino skala industri mikro yang dilakukan pada penelitian ini telah memenuhi SNI. Kebutuhan utilitas pembuatan sirup pepino dihitung per batch. Kebutuhan air per batch adalah 0,03 m3 dengan biaya Rp 742, kebutuhan listrik per batch adalah 0,57 KWh dengan biaya Rp 1.439,55, dan untuk kebutuhan gas LPG per batch adalah 1,88 kg dengan biaya Rp 11.750. Jadi total biaya utilitas sebesar Rp 13.931,55